Liputan6.com, Jember - Salah satu warga yang juga saksi mata ritual maut di Pantai Payangan Jember, Salidin (60) menyatakan, rombongan ritual tiba di pantai pada Sabtu malam (12/2/2022) pukul 23.00 Wib. Rombongan yang dipimpin oleh seorang guru spiritual dari padepokan Tunggal Jati Nusantara ini membangunkanya dengan bertujuan meminta izin untuk ritual atau meditasi.
"Sabtu malam itu, tiba- tiba ada yang ke rumah saya dan membangunkan saya untuk meminta izin ritual. Itu rombongannya banyak dengan menggunakan dua mobil besar. Bersama pimpinanya itu, tapi saya tidak tahu namanya. Saya persilakan saja,” ujar Salidin, Senin (14/2/2022).
Salidin meningatkan pimpinan rombongan agar tidak mendekati pantai Payangan karena ombaknya cukup besar dan sangat berbahaya.
Advertisement
“Saya juga sempat berpesan kepada ketua rombongan pokonya jangan mendekati pantai. Soalnya kalau malam ombaknya sangat besar. Itu cukup berbahaya. Setelah itu saya tidur lagi,”tambah Salidin
Namun tidak berselang lama sekitar pukul 00.30 Wib, kata Salidin, dirinya dibangunkan oleh rombongan ritual itu dan meminta tolong, karena banyak anggota jamaah yang terseret ombak ke tengah laut.
"Saya langsung lari mencari pelampung, setelah tiba di pantai. Saya menemukan dua orang sudah meninggal dunia dan tiga orang masih hidup. Yang selamat langsung saya kasi pelampung sedangkan yang meninggal saya tarik ke pinggir," papar Salidin.
Korban Mengapung di Laut
Setelah itu, kata Salidin ternyata masih banyak korban lainya yang dalam kondisi meninggal dunia mengapung di laut tidak jauh dari pinggir pantai. Tidak berselang lama sejumlah personil polisi dan Basarnas juga datang ke lokasi.
“Yang saya lihat itu ada sekitar 7 orang yang mengapung di laut itu, akhirnya ada polisi dan Basarnas yang datang untuk mengevakuasi korban yang masih mengambang di laut itu. Saya juga ikut membantu mengevakuasinya,” kata Salidin.
Menurut Salidin, para jamaah ritual ini, sudah sering ritual di Pantai Payangan ini. Setidaknya satu bulan ada 2 sampai 3 kali melaksanakan kegiatan ritual.
“Rombongan jamaah ritual ini sering melakukan ritual di sini (Pantai Payangan) ada 2 sampai 3 kali dalam satu bulan, tapi gurunya siapa gitu tidak begitu faham,” kata Salidin.
Ritual berujung maut terjadi di pantai Payangan, Dusun Watu Ulo Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Jember Minggu (13/2/2022), pukul 00.30 Wib dini hari.
Musibah itu terjadi karena puluhan orang dari rombongan padepokan Tunggal Jati Nusantara, Jember melakukan meditasi atau ritual di pinggir Pantai Payangan. Dilaporkan rombongan ada 24 orang. Dari jumlah tersebut 23 orang mengikuti ritual dan satu orang sebagai sopir pengakut rombongan tersebut.
Akibat kejadian itu, 11 orang ditemukan meninggal dunia, dan 12 orang lainya selamat. Hingga Minggu siang kemarin seluruh korban meninggal dunia dibawa ke rumah sakit dr. Soebandi Jember, sedangkan untuk korban selamat menjalani perawawatan di sejumlah puskesmas di Jember
Advertisement