Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, hingga saat ini sudah 318 produk UMKM yang berhasil dikurasi oleh Rumah Kurasi yang didirikan oleh BI Kantor Perwakilan Jatim.
Detailnya yaitu sebanyak 17 UKM di Jatim dikurasi dengan sasaran tembus ke pasar ekspor, kemudian 42 UKM ke pasar modern dan 259 UKM ke pasar tradisional.
Menurut Khofifah, keberadaan rumah kurasi ini penting mengingat kontribusi UMKM untuk Produk Domestik Bruto (PDB) menyumbang cukup besar yaitu 57,25 persen. Termasuk kemampuan UMKM menyerap 97 persen dari total tenaga kerja.
Advertisement
"UMKM terbukti menjadi salah satu usaha yang mampu bertahan di tengah pandemi. Di antara gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di masa pandemi, UMKM justru menyerap tenaga kerja terbanyak dibandingkan sektor usaha lainnya,” ungkap Khofifah.
Melalui program Rumah Kurasi yang merupakan kolaborasi antara Bank Indonesia dengan Dinas KUMKM dan Perindag Jawa Timur, perlahan tapi pasti UMKM Jatim terus naik kelas.
Khofifah mengatakan, untuk bisa menembus pasar luar negeri harus terstandarisasi dengan baik. Setiap negara juga mempunyai ketentuan tersendiri untuk produk yang masuk. Untuk itu, dibutuhkan bantuan dari mereka yang ahli yakni kurator. Selain itu, juga dibutuhkan asesor serta instruktur.
Di Rumah Kurasi memiliki format pendampingan. Dimana pendampingan dilakukan oleh 12 asesor berkompeten, 25 instruktur kurator dan 58 kurator.
"Sehingga produk UMKM Jatim yang dikurasi bukan hanya dinilai layak atau tidak diperluas pasarnya. Melainkan, di Rumah Kurasi ini seluruh program dilaksanakan dengan fokus pada pengembangan ekosistem dan kolaborasi," imbuhnya.
Penguatan Pembiayaan
Terkait permodalan UMKM, Khofifah mengatakan, Pemprov Jatim terus melakukan penguatan dari segi pembiayaan selama Pandemi Covid-19.
“Jika dilihat datanya, pemberian Kredit bagi UMKM Jatim meningkat di saat pandemi. Bahkan nilainya terbesar secara nasional tiga tahun berturut-turut. Pada tahun 2019 kita berikan kredit bagi UMKM Jatim dengan nominal sebesar Rp 159,9 triliun, kemudian tahun 2020 sebesar Rp 159,5 triliun dan tahun 2020 sebesar Rp 180,1 triliun,” terangnya.
Dari seluruh upaya yang telah dilakukan, salah satu hasil yang telah terlihat adalah tren pangsa kredit untuk UMKM yang menunjukkan kenaikan.
Advertisement