Sukses

3 Tahun Kinerja Khofifah-Emil di Mata Akademisi Unair Surabaya

Tiga tahun kepemimpinan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Emil Dardak mendapat catatan dari akademisi Universitas Airlangga Surabaya.

Liputan6.com, Surabaya - Tiga tahun kepemimpinan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Emil Dardak mendapat catatan dari akademisi Universitas Airlangga Surabaya.

"Banyak data yang kami bahas, tentang cara-cara dan terobosan Gubernur Khofifah dan Wagub Emil Dardak dalam menjalankan Reformasi Birokrasi. Dan terbukti Khofifah-Emil memberi ruang yang lebar pada jajarannya di bawah untuk berkreasi dan berinovasi," kata Bagong Suyanto, Jumat (18/2/2022).

Buktinya, lanjut Bagong, banyak prestasi yang didapatkan Jawa Timur selama tiga tahun belakangan di banyak sektor. Seperti di bidang peternakan produksi susu sapi Jatim tertinggi secara nasional, begitu juga dengan jumlah sapi potongnya.

"Kemudian, Jatim juga menjadi provinsi yang paling banyak menurunkan angka kemiskinan dibandingingkan daerah lain secara nasional. Dimana sepanjang periode Maret hingga September 202, penurunan angka kemiskinan Jatim mencapai 313,13 ribu jiwa. Padahal diketahui saat ini adalah kondisi pandemi," ucapnya.

Pada bidang pemberdayaan UMKM, kata Bagong, Jatim juga mejadi provinsi yang menyalurkan kredit tertinggi secara nasional dalam tiga tahun berturut-turut. "Detailnya, pada tahun 2019 di angka Rp 159,9 trilliun, di tahun 2020 di angka Rp 159,5 trilliun, dan tahun 2021 di angka Rp 180,1 trilliun," ujarnya.

Kemudian di bidang pertanian, produksi padi Jatim juga menjadi yang tertinggi dengan mampu menghasilkan 9,90 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2021.

Dan tak ketinggalan, prestasi Jatim yang berhasil ditorehkan adalah meski masih berada di situasi pandemi Covid-19, realisasi pendapatan APBD Jawa Timur 2021 menempati peringkat pertama nasional yakni mencapai 103,97 persen.

"Kalau dilihat dari juara dan prestasi-prestasi yang ada, itu tersebar di banyak sektor dan OPD. Itu membuktikan program yang dijalankan Khofifah-Emil tidak sentralistik dan bukan program yang hanya di sosok gubernurnya, tapi berbentuk nukleus-nukleus kecil," ucap Bagong.

"Yang itu adalah esensi reformasi birokrasi. Dimana Program yang dijalankan tidak bersifat sentralistik yang berhenti di gubernurnya saja tapi sampai ke staf di bawah," tegas profesor bidang bidang Sosiologi Ekonomi ini.

Menurutnya, kepempimpinan disebut berhasil ketika yang maju adalah sampai ke anak buahnya, tidak hanya pucuk pimpinannya saja.

2 dari 2 halaman

Reformasi Birokrasi Berhasil

Hal senada disampaikan Jusuf Irianto. Guru Besar bidang Manajemen Sumber Daya Manusia Unair itu menegaskan deretan prestasi yang ditorehkan Jatim di bawah kepimpinnan Khofifah-Emil adalah bentuk keberhasilan reformasi birokrasi.

"Sebab prestasi itu tidak akan teraih tanpa ada peningkatakan kompetensi staf, tanpa managemen pemerintahan yang baik, dan juga komunikasi atau direct komando yang baik dari pimpinan. Dan itu berhasil dilakukan dalam tiga tahun Khofifah-Emil," tegasnya.