Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPD Partai Golkar Jatim M Sarmuji menanggapi terkait hasil survei Litbang Kompas yang tidak mencantumkan nama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Bagi Sarmuji, semua survei dipakai oleh partai sebagai cermin. Hanya, perlu diperhatikan kevalidan survei dibandingkan dengan hasil yang sebenarnya.
“Kami menghormati hasil survei karena pasti dilakukan dengan metodologi ilmiah. Hasil survei tersebut tetap kami perhatikan dengan seksama. Hanya saja kami mencatat dibandingkan dengan hasil pemilu, survei tersebut jauh dari hasil,” kata Sarmuji kepada wartawan di Surabaya, Rabu (23/2/2022).
Advertisement
Bahkan, Sarmuji menyinggung soal perolehan suara Golkar pada pemilu 2019 bila dibandingkan dengan hasil survei. Pada Oktober 2018, elektabilitas Golkar di survei lembaga yang sama hanya 6,2 persen. Lalu, pada Maret 2019 hanya sejengkal setelah pemilu elektabilitas Golkar 9,4 persen.
Sedangkan hasil Pemilu 2019 sebesar 12,31 persen. Bandingkan dengan partai lain, pada Oktober 2018 sebesar 29,9 persen dan Maret 2019 sebesar 26,9 persen.
"Sedangkan, hasilnya 19,33 persen. Pun demikian juga dengan partai-partai lainnya yang tertangkap dalam survei lembaga tadi. Hasil survei yang keluar hari ini polanya mirip, bahkan sama. Kami tidak beruntung disurvei oleh Litbang Kompas, dibandingkan dengan survei lain dan hasil pemilu,” ujarnya.
Pacu Kinerja Partai
Namun demikian, Sarmuji memastikan pihaknya akan tetap menempatkan semua lembaga survei sebagai sarana untuk memacu kinerja partai.
“Bagi kami survei bagus tidak membuat lengah, survei buruk tidak menjadikan lemah. Survei itu akan lebih memicu kerja partai. Kami akan tetap berjuang semaksimal mungkin sampai pemilu sebagai juri terbaik menentukan hasilnya,” pungkas Sarmuji.
Advertisement