Sukses

Pengamat Sebut Wacana Tunda Pemilu 2024 Mengada-Ada

Jokowi, kata Hamied, harus dengan tegas dan legowo untuk mendeclair bahwa jabatan dia cukup sampai 2024, demi bangsa dan negara.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Visi Indonesia Strategis Abdul Hamied menilai wacana penundaan pemilu sangat mengada-ada. Menurutnya, ini sebenarnya merupakan bagian dari bagaimana memuaskan libido politik Jokowi, atau paling tepatnya orang-orang di inner circle-nya.

"Banyak orang di inner circle Jokowi yang tak mau kehilangan kekuasaan, yang sudah terlalu nyaman selama ini," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (1/3/2022).

Apalagi dengan melihat melihat "koalisi gajah" pemerintah yang menguasai Senayan, tentu akan sangat mudah untuk amandemen UUD 45 yang merintanginya.

"Jadi opsinya menang dari awal dibuat dua, perpanjang 3 periode atau 2 periode tapi masa jabatannya di ekstend sampai 2027. Target utama adalah bagaimana Jokowi bisa menjabat 3 periode, jika tidak bisa ya 2 periode tapi di extend dari 2024 ke 2027," bebernya.

Jika perpanjangan jabatan ini dibiarkan, Hamied meyakini akan menjadi preseden buruk bagi bangsa karena dengan telanjang kita mempertontonkan bagaimana syahwat berkuasa bisa merubah apapun seenaknya aja.

 

 

2 dari 2 halaman

Jokowi Harus Tegas

"Dan tentu hal ini juga mencederai semangat dan cita-cita reformasi yang telah berdarah-darah kita perjuangkan bersama," tegasnya.

Jokowi, kata Hamied, harus dengan tegas dan legowo untuk mendeclair bahwa jabatan dia cukup sampai 2024, demi bangsa dan negara.

Sebelumnya, wacana penundaan pemilu kencang dihembuskan oleh elite parpol, bahkan hampir semua partai koalisi mulai mendengungkan wacana perpanjangan masa jabatan Jokowi kecuali Gerindra yang belum bersuara dan Nasdem melalui Surya Paloh yang tidak setuju dan meminta untuk diabaikan saja.

 

Â