Liputan6.com, Banyuwangi Petani dan pelaku UMKM kopi di Banyuwangi mendapat kesempatan memperluas pasarnya hingga mancanegara. Lewat forum bisnis “International Bussiness Matching Ijen Coffee”, petani kopi dipertemukan dengan ratusan buyer dari tiga negara, yakni Kanada, Jerman, dan Filipina.
Para buyer tersebut mengikuti virtual business matching yang diikuti langsung petani kopi di Banyuwangi.
Baca Juga
“Ini dukungan untuk pengembangan UMKM kopi di Indonesia, termasuk Banyuwangi. Kami ingin mempertemukan petani kopi dengan buyer secara langsung,” kata Peter F Walton, Direktur Proyek NSLIC/NSELRED pada Selasa, (8/3/2022)
Advertisement
Kegiatan ini melibatkan 100 lebih pelaku UMKM subsektor kopi, serta eksportir dan stakeholder lainnya yang resmi ditunjuk pemerintah untuk memfasilitasi kegiatan ekspor kopi petani Banyuwangi dan sekitarnya yang berada di kawasan Gunung Ijen.
“Kopi Banyuwangi dikenal berkualitas, baik jenis robusta maupun arabicanya,” ujar Nurdin, Coordinator Responsive Innovation Fund NSLIC.
Dia menjelaskan, rangkaian International Business Matching Ijen Coffee dimulai dengan proses kurasi untuk memastikan produk kopi UMKM siap diekspor.
“Selain produknya memenuhi standard ekapor, petani wajib memiliki lahan sedikitnya 2 hektar dengan produksi minimal 1 ton per tahun untuk kepastian produksinya,” jelas Nurdin.
Penghasil Kopi Terbesar di Jatim
Banyuwangi dipilih karena salah satu penghasil kopi terbesar di Jawa Timur. Dalam kegiatan tersebut, buyer asing diberikan waktu untuk memahami detail produk kopi UMKM. Sebelumnya, mereka telah dipasok informasi terkait produk kopi yang ditawarkan. Seperti jenis kopi, waktu produksi, teknik pemrosesan, hingga masa kadaluwarsa.
"Akhir Maret ini mereka juga akan kami jembatani untuk bertemu buyer domestik. Jadi pasar ekspor dan domestik juga kami fasilitasi," kata Nurdin.
Kegiatan ini disambut positif oleh para petani, di antaranya M. Yusuf dari Kelompok Tani Java Ijen Madusari dari Desa Tamansari, Kecamatan Licin.
Advertisement