Sukses

Jelang Ramadan, Pasokan Minyak Goreng Curah di Kota Malang Masih Kurang

Distribusi minyak goreng curah di Kota Malang setiap minggu masih jauh dari kebutuhan masyarakat dan pelaku usaha kecil

Liputan6.com, Malang - Pasokan minyak goreng curah di Kota Malang masih sangat terbatas, menyebabkan ada kelangkaan stok di pasar. Padahal Ramadan nanti diperkirakan tingkat konsumsi masyarakat meningkat sedangkan ketersediaan bahan baku minyak masih sedikit.

Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang menyebut pasokan minyak goreng curah ke kota ini setiap minggu hanya sebanyak 8 ribu liter. Sedangkan kebutuhan semestinya sekitar 30 ribu liter per minggu.

“Itu membuat stok minyak goreng curah masih belum cukup, terutama untuk pelaku usaha kecil dengan produk seperti keripik dan kerupuk,” kata Kepala Diskopindag Kota Malang, Muhammad Sailendra, Selasa, 29 Maret 2022.

Minyak goreng kemasan sebenarnya mulai tersedia di pasaran, namun sejak pemerintah mencabut Harga Eceran Tetap (HET) sebesar Rp 14 ribu per liter membuat harganya melambung tinggi. Masyarakat pun mencari minyak curah karena harganya lebih murah.

“Pelaku usaha butuh harga murah, makanya mencari minyak curah yang lebih terjangkau,” tutur Sailendra.

Saat Ramadan nanti diperkirakan tingkat konsumsi masyarakat turut meningkat. Namun pemerintah kota tak bisa memastikan ketersediaan minyak goreng bisa terpenuhi. Sebab semua data pasokan berasal dari pusat.

“Kalau kami harapannya segera ada operasi pasar dari pusat,” ujarnya.

Ketua Paguyuban Sentra Keripik dan Tempe Sanan, Arif Sofyan Hadi, mengatakan mahalnya harga minyak goreng kemasan cukup memukul 200 an lebih perajin keripik tempe. Sedangkan pasokan minyak goreng curah masih sangat terbatas.

“Kami semua industri rumahan, perlu cukup banyak minyak goreng. Sedangkan pengiriman jumlahnya terbatas. Ya sekarang asal usaha bisa tetap bertahan saja,” ujar Arif.

2 dari 2 halaman

Operasi Pasar

Pemkot Malang berharap ada operasi pasar guna memenuhi kebutuhan terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan pelaku usaha kecil. Pemkot tak bisa menggelar operasi pasar sendiri sebab seluruh stok hanya bisa disediakan oleh pemerintah pusat melalui perusahaan BUMN.

“Semua barang kan dari pusat, kami hanya bisa menunggu termasuk jumlah pasokannya,” ucap Sailendra, Kepala Diskopindag.

Beberapa hari lalu Pemkot Malang sempat menggelar mendistribusikan minyak curah ke empat pasar tradisional. Operasi pasar itu bekerjasama dengan anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia dengan pasokan sebanyak 1.500 liter di tiap pasar tradisional.

“Stok dari BUMN, kami hanya memfasilitasi pendistribusian minyak ke pedagang. Saat itu kan juga banyak yang berebut, jadi stoknya memang terbatas,” ucap Sailendra.