Sukses

22 Ribu Warga Banyuwangi Diskrining Cegah TBC

Untuk menangani TBC ini sendiri, harus ada keterlibatan semua pihak. Terutama partisipasi warga untuk melaporkan anggota keluarganya yang sakit.

Liputan6.com, Banyuwangi - Pemkab Banyuwangi menargetkan 22.500 warga rentan Tuberkulosis (TBC) untuk  diskrining selama hingga April mendatang.

“Selama pandemi ini, perhatian kita fokus pada penanganan covid. Meski begitu, penyakit lainnya, seperti TBC harus tetap jadi perhatian kita. Dalam momentum Hari TBC Sedunia ini, kami menggerakkan seluruh puskesmas untuk menskrining warga yang terindikasi mengidap TBC,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kamis (31/3/2022).

Untuk menangani TBC ini sendiri, harus ada keterlibatan semua pihak. Terutama partisipasi warga untuk melaporkan anggota keluarganya yang sakit.

Saat ini, fasilitas kesehatan di masing-masing Puskesmas di Banyuwangi telah dibentuk tim khusus untuk pendampingan pasien TBC. Bahkan, RSUD Blambangan juga telah dilengkapi dengan pelayanan Tuberkulosisi Resistan Obat (TBC-RO).

"Sehingga pasien TBC RO tak perlu lagi dirujuk ke luar kota. Cukup berobat di Banyuwangi saja," jelasnya.

2 dari 3 halaman

9 Bulan Konsumsi Obat

Salah satu pasien TBC yang berhasil sembuh adalah Nur Kholidah. Warga Desa Sumberarum itu, rutin perawatan di Puskesmas Songgon sejak divonis mengidap TBC pada pertengahan 2020. Sembilan bulan lamanya, ia rutin mengkonsumsi obat yang diberikan oleh Puskesmas.

“Awal minum obat, saya merasakan mual, pusing dan lemas. Tapi, berkat pendampingan dan motivasi dari petugas Puskesmas, Alhamdulillah, saya bisa melalui itu semua. Saya rutin minum obat dan kontrol,” terangnya.

Nur Kholidah juga mengapresiasi kesigapan pelayanan yang diberikan Puskesmas Songgon. “Tidak hanya saya yang datang ke Puskesmas, tapi petugas Puskesmasnya juga datang ke rumah. Memantau kondisi rumah dan lingkungan sekitar untuk memastikan kebersihannya,” paparnya.

 

 

3 dari 3 halaman

Ratusan Anak Derita TBC

Plt Kadis Kesehatan Amir Hidayat menyebutkan, bahwa pengidap Tuberkulosis di Banyuwangi mencapai 1.892 orang. “158 di antaranya adalah pasien anak,” ungkap Amir.

Untuk itu, lanjut Amir, pihaknya selain melakukan serangkaian pengobatan kepada para pasien yang telah teridentifikasi, juga terus melakukan skrining sebagai upaya untuk mendeteksi dini potensi persebarannya.

“Pada bulan Maret-April ini, saya targetkan sedikitnya ada 22 ribu warga rentan yang mendapatkan skrining di seluruh Puskesmas se Banyuwangi. Sampai saat ini, target tersebut setidaknya telah mencapai 70 persen,” pungkasnya