Sukses

Cara Mudah Belajar Mengaji dengan Halo Santri Kreasi Cicit Kiai Kholil Bangkalan

Aplikasi Halo Santri sendiri adalah aplikasi yang menyediakan layanan belajar mengaji secara online lintas negara.

Liputan6.com, Jakarta - Pemimpin Pondok Pesantren Ibnu Cholil Madura, KH Imam B Cholil, membuktikan keseriusannya menggarap proyek santri. Cicit Kiai Kholil Bangkalan ini merilis Aplikasi pendidikan Halo Santri pada bulan Ramadan ini. Untuk pertama kalinya akan dirilis di platform android.

"Dunia pendidikan adalah dunia yang saya geluti sejak muda, saya harus berbuat sesuatu yang nyata untuk membantu dunia pendidikan setelah pandemi ini, terutama dunia pendidikan Islam," ujarnya, Sabtu (2/4/2022).

Aplikasi Halo Santri sendiri adalah aplikasi yang menyediakan layanan belajar mengaji secara online lintas negara.

Selain itu di dalam aplikasi juga tersedia fitur Qur'an digital, Arah Kiblat, Data masjid, Layanan Haji & Umrah. Uniknya aplikasi ini didukung teknologi Blockchain dengan Token Kripto nya bernama Santri Coin, Roadmap proyek bisa di cek di website resmi mereka www.santricoin.com.

"Belajar Online antar negara lintas benua saat ini dimungkinkan dengan teknologi, orang Eropa atau Amerika yang ingin belajar baca tulis Qur'an dengan santri asal Indonesia saat ini sangat memungkinkan," ujar sosok yang akrab disapa Ra Imam ini.

Imam Cholil menunjuk seorang pengusaha muda dari kalimantan yaitu Abdul Wahid untuk menjadi CEO dalam proyek ini.

"Sosok saudara Abdul Wahid saya tunjuk sebagai CEO karena beliau selain taat beribadah juga terbukti mampu mengelola sebuah kelompok bisnis besar di Kalimantan," ujar Imam.

2 dari 2 halaman

Solusi Bagi Santri

Imam Cholil berharap Proyek Santri ini menjadi salah satu solusi bagi lulusan pesantren untuk mengabdi kepada masyarakat, sekaligus menjadi lapangan pekerjaan bagi mereka dengan menjadi mitra pengajar di aplikasi Halo Santri.

"Selain mendidik mereka di pesantren, saya juga harus memikirkan jalan keluar bagi Santri saya setelah keluar dari pesantren harus bisa mengabdi kepada masyarakat, jangan sampai mereka malah jadi beban masyarakat ketika kembali dari pesantren," pungkas KH Imam Cholil.

"Mimpi saya adalah memberantas buta huruf Qur'an dan juga membuka lapangan pekerjaan bagi lulusan pesantren di seluruh Indonesia," pungkasnya.