Liputan6.com, Jember - PT KAI Daop 9 Jember hingga April 2022 telah melakukan peningkatan keselamatan perjalanan kereta api di perlintasan sebidang di 15 titik.
"Peningkatan keselamatan perjalanan kereta api di perlintasan sebidang yang kami lakukan lebih banyak dari yang sudah diprogramkan, yaitu 15 titik, sedangkan programnya 14 titik," kata Manager Humas Daop 9 Jember Tohari.
Baca Juga
Peningkatan keselamatan perjalanan dikarenakan terdapat banyak cikal bakal perlintasan yang dibuat oleh masyarakat, sehingga sebelum menjadi lebih besar maka dilakukan penutupan maupun normalisasi jalur Kereta Api.
Advertisement
"Upaya untuk meningkatkan keselamatan perkeretaapian dapat berupa penutupan maupun penyempitan, dan ada juga dengan pemasangan palang pintu baik oleh Regulator maupun oleh badan hukum/lembaga," katanya.
Sampai saat ini perlintasan sebidang di wilayah kerja Daop 9 Jember tersisa 346 titik yang terdiri dari 93 titik terjaga dan 253 titik tidak terjaga.
15 Perlintasan Liar Ditutup
Tohari menjelaskan, bahwa di 2022 ini sudah ditutup sebanyak 15 cikal bakal perlintasan liar. Di Kabupaten Jember 7 titik, Probolinggo 3 titik, Pasuruan 2 titik dan banyuwangi 3 titik.
“Kita sudah menutup sekitar 15 perlintasan liar. Belasan perlintasan liar itu tersebar mulai Pasuruan hingga Banyuwangi,”tambah Tohari
Namun demikian, laka diperlintasan sebidang maupun di jalur KA masih saja kerap terjadi. Sampai saat ini sudah terjadi laka sebanyak 18 kejadian. Dengan rincian di Kabupaten Probolinggo 5 kejadian 6 orang meninggal dunia, Lumajang 1 kejadian, Jember 4 kejadian 1 orang meninggal dunia, Banyuwangi 6 kejadian 3 orang meninggal dunia dan Pasuruan 2 kejadian 1 orang meninggal dunia.
“Jumlah itu sudah termasuk kejadian kemarin Senin (11/4/2022) di antara Stasiun Kalistail – Stasiun Temuguruh di KM 60 +7/8 di Dusun Tojo, Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi,” papar Tohari
Advertisement
Lakukan Sosialisasi
Atas kejadian tersebut, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi terhadap warga sekitar kejadian agar melarang anak-anak mereka bermain atau beraktifitas di jalur Kereta Api. PT KAI juga telah bekerja sama dengan Kepala desa untuk menghimbau warganya agar tidak ngabuburit di jalur Kereta Api.
“Kami juga mensosialiasikan hal ini ke kepala desa dengan harapan menerukan ke warganya agar tidak melakukan ngabuburit di jalur Kereta Api. Smog aini hasilnya bisa maksimal,” ujarnya
Diharapkan dengan upaya yang sudah dilakukan dan belajar dari kejadian – kejadian laka di jalur KA dan perlintasan sebidang, masyarakat untuk lebih mendisiplinkan diri di dalam berlalu lintas dan bijak untuk menghindari jalur KA sebagai tempat untuk melakukan aktifitas yang tidak semestinya, ngabuburit dan kegiatan lainnya, sehingga keselamatan bersama akan dapat dijaga.
Untuk keberadaan perlintasan-perlintasan sebidang liar, Tohari mengatakan, bahwasanya KAI Daop 9 Jember tetap akan mengambil langkah penutupan perlintasan sebidang tanpa palang pintu,
“Ini juga untuk meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api dan masyarakat,”pungkasnya