Sukses

Budaya Jepang di Mata Cetta, dan Pengaruhnya untuk Subkultur Indonesia

Dwina Yuliatama, salah satu pengajar pengajar lembaga kursus Bahasa Jepang Cetta Japanese menyatakan, pengaruh budaya Jepang sangat besar bagi subkultur Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Budaya populer maupun tradisional Jepang telah memberikan pengaruh di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Dwina Yuliatama, salah satu pengajar pengajar lembaga kursus Bahasa Jepang Cetta Japanese menyatakan, pengaruh budaya Jepang sangat besar bagi subkultur Indonesia.

“Budaya Jepang itu benar-benar berpengaruh jauh banget, sebesar itu buat subkultur Indonesia,” ujar Dwina Yuliatama, Senin (18/4/2022).

“Kalau misalkan kita lihat ya, Indonesia kan dekat banget sama Jepang. Hubungan diplomasi Indonesia sama Jepang juga kuat. Jadi kalau dari pengaruh budaya tuh dia (Jepang) bisa pengaruh ke banyak hal,” papar Dije, sapaan akrabnya.

Sejak penandatanganan perjanjian perdamaian Jepang-RI pada 1958, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang memang terbilang semakin erat dan saling menguntungkan.

Kedekatan Indonesia-Jepang ini tak terlepas dari kesamaan dalam nilai-nilai ketimuran. Apalagi, Jepang juga termasuk negara adidaya yang disegani di kawasan Asia. Sementara Indonesia dikenal sebagai bangsa memegang teguh sisi toleransi dengan hadirnya perbedaan sehingga lebih mudah dalam menerima budaya asing, terutama yang kental seperti Jepang.

Akibat pengaruh besar tadi, sambung Dije, budaya Jepang yang memiliki ciri khas tertentu juga menciptakan banyak subkultur unik di Indonesia. Salah satu yang paling kentara adalah kehadiran kartun animasi (anime) yang berasal dari pop culture.

“Banyak banget orang yang suka nonton anime kan awalnya dari TV Indonesia yang suka nayangin anime pakai dubber Indonesia. Lama-kelamaan meluas ke web streaming dan aplikasi streaming lainnya,” terang jebolan Sastra Jepang Universitas Indonesia tersebut.

2 dari 2 halaman

Minat Belajar Bahasa Jepang Meningkat

Dari ketertarikan akan keunikan anime tadi, lanjut dia, membuat minat masyarakat untuk belajar bahasa Jepang ikut terpengaruh. Hal serupa juga tampak pada bidang wisata dan kuliner.

Menurut Dije, kini ada banyak tempat di Indonesia yang menerapkan konsep Jejepangan–sebutan untuk menggambarkan segala hal terkait subkultur Jepang.

Di bidang wisata, “Contohnya kayak Onsen Resort di Kota Batu, terus Floating Kyotoku di Lembang Bandung, Little Tokyo di Blok M Jaksel, dan masih banyak lagi,” katanya

Kalau yang kuliner lebih banyak lagi. Kita bisa ngambil contoh yang benar-benar mencolok. Banyak banget restoran Jepangan semacam Izakaya di satu tempat yang bernama Little Tokyo, dan sampai seterkenal itu. Masakan Jepang dari segi halal maupun non halal,” tambahnya