Liputan6.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menghadiri bedah buku Alquran terjemah Bahasa Osing yang dirilis oleh Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember.
"Kegiatan ini mengingatkan saya pada kisah Kartini. Beliau adalah sosok yang memiliki perhatian tentang Alquran, di mana ketika orang mempelajarinya memang perlu paham artinya," ungkap Ipuk Jumat (22/4/2022).
Kegelisahan Kartini tersebut, lanjut Ipuk, tertuang pada suratnya kepada salah seorang sahabatnya, Stella EH Zeehandelaar tertanggal 6 November 1899.
Advertisement
Kartini gelisah karena orang diajari membaca Alquran, tetapi belum secara lengkap diajari artinya. Hal itu mengingat di masa tersebut masih minim upaya penerjemahan Alquran ke dalam bahasa lokal.
Seorang ulama besar asal Semarang sekaligus gurunya Kartini, KH Sholeh Darat, lantas menjawab kegelisahan tersebut. Beliau lantas menuliskan sebuah kitab terjemah Alquran berbahasa Jawa.
"Kitab inilah yang kemudian menjadi bacaan penting bagi Kartini sehingga muncul sebuah quote yang begitu populer habis gelap terbitlah terang, yang merupakan terjemahan dari salah satu ayat Alquran minad dzulumati ilan nur. Ini berdasarkan beberapa penelusuran sejarah kendati tentu ada beberapa versi cerita," lanjut Ipuk.
Wakil Menteri Agama Zainud Tauhid yang membuka acara tersebut menyatakan, dialog antara RA Kartini dengan Kiai Sholeh Darat sebagaimana yang dikisahkan Ipuk, merupakan salah satu inspirasi bagi kami untuk melaksanakan program penerjemah kitab suci ke bahasa daerah.
"Agar semakin mendekatkan dengan penuturnya secara langsung," ujar Zainud Tauhid.
Penerjemahan Alquran ke dalam bahasa daerah tersebut sebagai bagian dari upaya mereservasi bahasa daerah dari kepunahan.
"Sebagaimana amanat undang-undang, ini juga bertujuan untuk turut serta mereservasi bahasa daerah dari kepunahan," terangnya.
Kado untuk Banyuwangi
Rektor UIN KHAS Jember Babun Soeharto menyebutkan bahwa Terjemah Alqur'an Bahasa Osing ini, merupakan kado untuk Banyuwangi.
"Ini adalah bentuk terima kasih kami karena selama ini, Pemkab Banyuwangi telah turut melibatkan UIN KHAS dalam mencerdaskan putra daerah. Buku ini nantinya akan kita sebarkan ke seluruh sarjana lulusan UIN KHAS. Sehingga bahasa Osing bisa dikenal luas," terangnya.
Program penerjemahan tersebut dilakukan oleh UIN KHAS bersama dengan Puslitbang Lektur Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama. Sedangkan tim penerjemahnya sendiri melibatkan sejumlah tokoh Banyuwangi. Di antaranya adalah Pengasuh PP Al-Anwari KH. Achmad Siddiq, Ketua MWC NU Banyuwangi H. Achmad Mushollin dan sejumlah tokoh lainnya.
"Ini masih tahap validasi pertama. Nanti kita akan lakukan pula validasi lanjutan yang melibatkan lebih banyak lagi stakeholder sebagaimana yang disarankan oleh Bupati Ipuk. Sehingga nantinya benar-benar tidak ada lagi ada kesalahan," ungkap Babun.
Untuk menjamin otoritas terjemah tersebut, imbuh Babun, keputusan akhir nanti akan dilakukan oleh Tim Pentashih dari Kementerian Agama.
"Validasi ini masih belum final. Setelah dirasa cukup, nanti akan ditashih ulang oleh tim dari Kemenag. Dari sinilah nanti, Al-Qur'an terjemah bahasa Osing yang final akan diterbitkan dan disebarkan," pungkasnya
Â
Advertisement