Liputan6.com, Banyuwangi Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional Banyuwangi merangkak naik akibat merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi.
Seperti harga daging sapi jenis super dari harga Rp130.000 Per kilogranya naik menjadi Rp135.000 per kilogramnya. Sedangkan untuk harga daging sapi biasa dari Rp110.000 per kilogram naik menjadi Rp120.000 per kilogramnya.
Menurut salah satu pedagang daging sapi di Pasar Induk Banyuwangi Abdillah, naiknya harga daging sapi ini sudah terjadi sejak 3 hari ini. Hal itu kata dia, karena pasokan daging dari pengepul berkurang.
Advertisement
“Iya ini sejak 3 hari lalu sudah mulai naik. Kenaikanya berkisar antara Rp5000- Rp10.000 per kilogramnya,”ujar Abdullah, Kamis (12/5/2022).
Kata Abdillah naiknya harga daging sapi ini, karena merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang melanda sejumlah daerah. Sehingga pasokan sapi potong dari luar kota tidak diperbolehkan masuk ke Banyuwangi.
“Ini katanya ada penyakit mulut dan kuku itu. Sehingga kiriman sapi potong dari luar daera itu tidak bisa masuk. Padahal Banyuwangi ini untuk sapi potong itu juga mendapat kiriman dari Bali kan. Jadi karena distop ini pasokan sapi potongnya jadi berkurang,”tambahnya.
Abdillah mengatakan, selama ini untuk sapi potong di Banyuwangi selain dari dalam kota juga mengandalkan suplai dari sejumlah daerah seperti salah satunya dari Bali. Setalah ada PMK ini suplai daging sapi berkurang drastis, Sehingga harganya menjadi naik.
“Suplai daging sapi ini dikurangi. Biasanya saya dapat 100 kilo, ini hanya 50 kilo. Karena pasokan menipis,”tambah Abdillah.
Diperkirakan jika kondisi ini terus berlanjut maka harga daging sapi bisa menyentu Rp160.000 per kilogramnya. Sebab dalam beberapa bulan ke depan ada Hari Raya Idul Adha. Sehingga secara otomatis kebutuhan masyarakat akan daging sapi semakin meningkat. Sedangkan stoknya berkurang.
“Ini jika tidak kunjung mereda bisa tembus Rp160.000 per kilogramnya. Apalagi sebentar lagi ada Hari Raya Idul Adha, pasti harga daging akan semakin naik,”papar Abdillah.
Abdillah mengaku, untuk saat ini, tikat daya beli masyarakat terhadap daging sapi masih normal. Itu terbukti, daging sapi di lapaknya masih terjual seperti biasa. Para pelangganya masih datang untuk membeli daging sapi meski harganya sudah naik Rp5000-Rp10.000 per kilogramnya.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement
Belum Ditemukan PMK di Banyuwangi
Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyuwangi, untuk populasi Sapi potong di Banyuwangi hingga bulan Mei ini mencapai 140 ribu ekor, Sedangkan untuk populasi ternak domba dan kambing mencapai 240 ekor, dan ternak babi mencapai 1000-an ekor.
Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyuwangi, drh. Nanang Sugianto, hingga kini masih belum ditemukan hewan ternak yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) di Banyuwangi. Meski demikian pihaknya tetap meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan surveillance ke pasar hewan dan cetra ternak di Banyuwangi.
Selain itu, pihaknya juga melarang masyarakat membeli hewan ternak dari luar kota untuk memutus mata rantai penularan PMK tersebut.
“Kami masih menyetop dulu membelikan maupun pengiriman hewan ternak dari dan ke luar kota. Ini sebagai wujud ihtiar kita untuk memutus mata rantai penularanya. Meski PMK ini tidak menular ke masyarakat, namun dampaknya secara ekonomis akan sangat besar dirasakan masyarakat terutama kalangan peternak,”Pungkasnya.