Liputan6.com, Malang - Tim Densus 88 Mabes Polri menangkap IA, seorang terduga jaringan teroris simpatisan ISIS di sebuah rumah kos mahasiswa di kawasan Dinoyo Permai Timur, Kota Malang, pada Senin, 23 Mei 2022 siang.
Dari informasi yang didapat, IA pemuda berusia sekitar 22 tahun, itu ditangkap karena masih terkait dengan penangkapan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Lampung. Beberapa anggota kelompok ini telah ditangkap beberapa bulan lalu karena dugaan jaringan teroris.
Baca Juga
Penangkapan sekaligus penggeledahan di rumah kos itu berlangsung sejak pukul 12.15 sampai pukul 13.20. Ketua Rukun Tetangga dan Rukun Warga setempat turut hadir sebagai saksi selama penggeledahan. Siang itu juga IA langsung dibawa ke Surabaya guna pemeriksaan lebih lanjut.
Advertisement
Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, AKP Bayu Febrianto saat dikonfirmasi melalui pesan tertulis membenarkan penangkapan seorang terduga jaringan teroris itu. Terduga saat itu juga langsung dibawa oleh petugas.
“Iya benar ada penangkapan, langsung dibawa oleh tim Densus 88 Mabes Polri,” kata Bayu.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol Gatot Repli Handoko saat dikonfirmasi tak membantah adanya penangkapan seorang terduga jaringan teroris di Malang. Namun ia tak menjelaskan detil penangkapan itu.
“Masih menunggu info lebih lanjut dari Densus 88. Besok (Selasa ini) akan langsung digelar konferensi pers,” katanya melalui pesan tertulis.
Rumah kos lokasi penangkapan terduga jaringan teroris di Malang itu bangunan tiga lantai itu milik warga luar Kota Malang. Penghuninya mayoritas mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Ada pasangan suami istri yang bekerja menjaga kos itu setiap harinya.
“Silakan langsung ke polisi saja, semua sudah ditangani polisi,” kata seorang pejaga kos tersebut.
Disangka Penangkapan Pengedar Narkoba
Ketua RW 6 Kelurahan Dinoyo, Kota Malang, Maki, membenarkan penangkapan seorang terduga teroris di lingkungannya. Ia dihubungi petugas dan diminta hadir sebagai saksi penggeledahan di kamar kos pelaku.
“Saat saya datang pemuda yang ditangkap itu sudah tak ada. Saya hanya diminta jadi saksi penggeledahan di salah satu kamar rumah kos itu,” ujar Maki.
Ia melihat mobil polisi menjaga ketat sekaligus menutup di tiga titik akses masuk ke dalam kampung tempat rumah kos itu berada. Namun tak tampak petugas berseragam dengan persenjataan lengkap berjaga di depan rumah kos itu.
“Di dalam rumah itu sudah banyak petugas dengan bersenjata pistol,” ucapnya.
Semula ia mengira bakal diminta sebagai saksi penangkapan terkait kasus narkoba. Sebab beberapa bulan lalu ada warganya yang mengaku didatangi intelejen polisi terkait peredaran narkoba di wilayah setempat.
“Kaget juga, saya kira ada penangkapan bandar narkoba ternyata soal kasus jaringan terorisme,” ujarnya.
Advertisement