Liputan6.com, Pamekasan - Di masa pandemi Covid-19 tahun 2022, omzet penjualan batik tulis di Pamekasan, Jawa Timur mencapai Rp 1,7 miliar. Catatan tersebut dari Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Tenaga Kerja (DPMPTSP-Naker) Pamekasan.
"Catatan ini berdasarkan data Online Single Submission (OSS) penjualan dari IKM batik yang ada di Pamekasan ini," kata Kepala DPMPTSP-Naker Pamekasan Supriyanto di Pamekasan, dilansir dari Antara, Selasa (21/6/2022).
Baca Juga
Menurut Supri, data penjualan yang terekam di OSS ini pada 2020, yakni saat pandemi COVID-19 berlangsung, sedangkan data penjualan pada 2021 dan 2022 belum tersedia.
Advertisement
Ia menjelaskan data penjualan batik tulis hasil kerajinan warga Pamekasan ini dari sejumlah sentra batik tulis, pasar batik dan kampung batik yang ada di Pamekasan, di antaranya Pasar Batik 17 Agustus di Kelurahan Bugih, dan Kampung Batik di Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Pamekasan.
Supriyanto menjelaskan di Pasar Batik 17 Agustus itu, mampu menampung sebanyak 110 perajin batik, dan terdiri dari 40 toko, 20 kios dan sebanyak 50 los batik.
Sedangkan di Kampung Batik Desa Klampar, tersedia sebanyak enam gedung, yakni gedung produksi, bangunan kantor, aula mini perpustakaan, gedung produksi turunan batik tulis, ruang pertunjukan dan mushalla dengan total kapasitas tampung mencapai 200 orang perajin.
"Jadi, omzet penjualan batik tulis yang tercatat di OSS ini dari pasar batik, kampung batik dan sentra perajin batik yang ada di Pamekasan ini," katanya, menjelaskan.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.Â
Â
11 Kecamatan
Di Pamekasan, perajin batik tulis tersebar di 11 kecamatan dari 13 kecamatan yang ada di kabupaten ini. Jumlah perajin batik tulis tersebar di 38 sentra batik, dengan 933 unit usaha, dan 6.526 orang yang menggantungkan nasibnya pada usaha kreatif ini.
Nilai ekonomi usaha batik ini menyumbang satu hingga dua persen dalam sektor industri. Nilainya lebih rendah dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang mencapai 35,66 persen yang menempati posisi pertama.
Posisi kedua ditempati oleh sektor perdagangan besar dan eceran dengan kontribusi sebesar 19,61 persen dan kontribusi terbesar ketiga adalah sektor konstruksi dengan kontribusi sebesar 10,12 persen.
Advertisement