Liputan6.com, Banyuwangi Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Banyuwangi naik signifikan tahun ini. Sepanjang Januari hingga Juni 2022 tercatat sudah ada 265 warga di Kota Gandrung yang terjangkit. Bahkan delapan di antaranya meninggal dunia. Kasus itu lebih besar hampir tiga kali lipat dibanding 2021 yang hanya 92 kasus.
Kasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Banyuwangi Achmad Yunus Setiawan mengatakan, Banyuwangi merupakan daerah endemis DBD. Artinya, setiap tahun kasus ini terus dijumpai.
"Sehingga masyarakat perlu siaga dan waspada, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan masing-masing agar terhindar dari DBD," harap Yunus, Senin (27/6/2022).
Advertisement
Berbagai upaya preventif terus digencarkan untuk mengendalikan DBD. Utamanya menggencarkan program Gertak PSN (Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk).
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk lebih waspada. Masyarakat juga diminta untuk lebih peduli dengan kasus DBD ini, dengan melakukan sederet pencegahan.
Mulai dari menguras bak mandi seminggu sekali, bersihkan seluruh penampungan air dan meminimalisir tempat yang mungkin menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
"Seperti genangan air di sekitar pemukiman. Seperti talang air, ban bekas, kaleng, botol, plastik, hingga gelas bekas air mineral," pungkasnya.
Edukasi
Selain itu, Dinas juga telah mengintruksikan kepada juru pemantai jentik nyamuk (Jumantik) yang ada di setiap puskesmas di Banyuwangi untuk terun ke masyarakat untuk memberikan edukasi terkait bahaya DBD.
“Kader Jumantik kita terjunkan selain memantau perkembangan jentik nyamuk juga. Memberikan edukasi atau pemahaman kepada masyarakat akan bahaya DBD,”papar Yunus.
Advertisement