Liputan6.com, Banyuwangi Satu persatu santri di pondok pesantren di Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, mulai boyongan atau meninggalkan pondok pesantren tempat mereka menimba ilmu selama ini.
Hal itu setelah adanya kabar miring terkait pengasuh pondok pesantren yang menjadi terlapor dugaan pemerkosaan santri.
Baca Juga
Terlihat, wali santri pun menjemput anaknya menggunakan mobil untuk meninggalkan ponpes sambil membawa barang - barangnya.
Advertisement
Salah satu paman korban dugaan perkosaan, Priyo Prasetyo Utomo mengatakan setidaknya terdapat 6 santri yang menjadi korban. Dua anak perempuan mengaku telah digauli.
Selain itu, 4 santri lainnya mengaku mendapat perlakukan pelecehan. Seperti diraba-raba bagian terlarangnya sampai percobaan sodomi.
"Yang tercatat laporan itu ada 6, perempuannya 5 lakinya 1. Semuanya masih di bawah umur,” kata Priyo Prasetyo Utomo, Senin (27/6/2022).
Priyo menjelaskan, pasca adanya laporan di Polresta Banyuwangi, santri-santri tersebut ada yang sudah dijemput orang tuanya, dan adapula santri yang meninggalkan ponpes tanpa pamit.
"Sebagian santri masih bertahan di sana, selang beberapa hari itu santri boyongan tanpa pamit," kata Priyo.
Polisi Dalami Kasus
Kabar adanya dugaan asusila di lingkungan ponpes ini tersebar luas. Sejumlah warga pun mengetahui kabar ini dan memilih pasrah atas kabar kurang sedap itu. Hingga saat ini aparat Kepolisian Polresta Banyuwangi masih mendalami kasus ini.
Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Agus Sobarnapraja membenarkan, bila pekan kemarin ada laporan tentang tindak pidana persetubuhan terhadap anak di bawah umur dan pencabulan.
“Yang melaporkan itu 1 orang, namun korbannya ada 4 orang lainnya. Terlapor sudah di informasikan kepada kami dan sudah kami tingkatkan ke proses penyidikan,” ujar Kompol Agus
Advertisement