Sukses

Ibu Kandung Jadi Pelaku Tewasnya Bayi hingga Membusuk di Siwalankerto Surabaya

Roycke mengungkapkan, penganiayaan ini terjadi merupakan bentuk pelampiasan tersangka terhadap korban yang sering rewel hingga menangis ketika tersangka cek-cok dengan suami sirinya,

 

Liputan6.com, Surabaya - Polisi menangkap perempuan berinisial ESZ (25) lantaran telah tega membunuh bayi laki-lakinya yang berusia lima bulan hingga membusuk di rumahnya, Gang Anggur Kelurahan Siwalankerto Surabaya. 

"Yang bersangkutan sudah mengakui semua perbuatannya. Dalam hal ini menganiaya anaknya yang berusia 5 bulan, berjenis kelamin laki-laki hingga meninggal dunia," ujar Kapolsek Wonocolo Kompol Roycke Hendrik, ditulis Selasa (28/6/2022).

Roycke mengungkapkan, penganiayaan ini terjadi merupakan bentuk pelampiasan tersangka terhadap korban yang sering rewel hingga menangis ketika tersangka cek-cok dengan suami sirinya, R, yang bekerja di perusahaan bidang pelayaran.

"Alasannya karena jengkel. Korban suka rewel apabila tersangka berantem dengan suaminya. Korban bahkam sempat dilempar ke tempat tidur dalam kondisi terlentang dan dipukul bagian punggungnya," ucapnya.

Roycke mangatakan, hasil penyelidikan belum membuktikan R turut terlibat dalam penganiayaan tersebut. Roycke mengaku, minggu depan tersangka akan menjalani tes psikis.

"Belum ditemukan fakta jika suami tersangka ini ikut terlibat dalam penganiayaan. Suaminya mengaku tidak tahu. Namun proses pemeriksaan masih akan terus kami lakukan," ujarnya.

2 dari 2 halaman

Usia 5 Bulan

Kanit Reskrim Polsek Wonocolo, AKP Ristitanto sebelumnya membenarkan, pihaknya telah menerima informasi dari masyarakat mengenai penemuan jasad bayi laki-laki berusia lima bulan yang tewas dengan kondisi membusuk di Kelurahan Siwalankerto Gang Anggur. 

"Iya benar mas. Kasus ini sedang dalam penyelidikan. Sabar dulu ya mas," ujarnya melalui pesan singkat Whatsapp, Sabtu (25/6/2022) malam. 

Terpisah, Ketua RT 7 RW 2 Kelurahan Siwalankerto, Mashuri mengatakan, penemuan jasad bayi di rumah bernomor 121 ini bermula ketika nenek korban yang diduga sudah tidak tahan dengan bau yang ditimbulkan.

Sang nenek, lanjut Mashuri, memberi tahu kepada salah satu warga setempat. Sedangkan berdasarkan keterangan dari pihak keluarga yang lainnya, bayi malang ini sudah meninggal sejak Rabu. 

"Sebelum meninggal memang (pelaku) sempat bilang ke orang tuanya, bahwasanya anak ini sudah meninggal tapi gak boleh memberikan informasi kepada tetangga ataupun saudara," ucapnya.

Mashuri mengungkapkan, bayi dari pasangan Riky dan Eka ini hasil hubungan nikah siri. Dia juga tidak mau berspekulasi terkait penyebab kematian korban hingga mengapa pasangan tersebut tak mau menguburkan jasadnya.

"Kita gak tahu dasarnya kenapa gak boleh diinformasikan ke warga. Mungkin dari sisi administrasi kan nikah siri," ujarnya.

Bahkan, orang tua korban yaitu Riky dan Eka diduga mengetahui jika anaknya sudah tewas. Namun mereka pergi ke Jogja pada Jumat 24 Juni kemarin, karena ada acara pertemuan.

"Jumat kemarin pergi ke Jogja katanya ada acara gathering. Mungkin ibunya (Nenek korban) ini sudah gak kuat dengan baunya. Sehingga memberikan informasi kepada masyarakat yang ditemui pertama," ucapnya.