Sukses

Gelombang Tinggi di Banyuwangi Diprediksi hingga Agustus, Warga Diimbau Waspada

Pihaknya menyebut bila kondisi itu diprediksi akan berlanjut hingga akhir Agustus. Pihaknya mengimbau warga untuk waspada.

Liputan6.com, Banyuwangi Angin kencang melanda hampir seluruh wilayah di Banyuwangi beberapa hari terakhir. Angin turut berdampak pada gelombang di Selat Bali.

Prakirawan BKMG Banyuwangi Yustoto Windiarto mengatakan, tingginya gelombang yang terjadi di selat Bali karena adanya udara bertekanan tinggi.  Hal itu memicu terjadinya angin kencang dan gelombang.

"Jika beberap waktu lalu tinggi gelombang di selat bali di kisaran 0,5 hingga 1,25 meter, saat ini mencapai 0,5 hingga 2 meter. Hal yang sama juga terjadi di laut Banyuwangi Selatan, jika beberapa waktu lalu tinggi gelombang hanya 2,5 hingga 3 meter, saat ini sudah mencapai 4 meter," kata dia, Senin (4/7/2022).

Pihaknya menyebut bila kondisi itu diprediksi akan berlanjut hingga akhir Agustus. Pihaknya mengimbau warga untuk waspada.

"Jika memang kondisi ombak meningkat, agar para nelayan tidak melaut terlebih dahulu demi keselamatan mereka. Begitu juga dengan penyeberangan di pelabuhan ASDP ketapang Banyuwangi, jika kondisi cuaca buruk disertai dengan naiknya tinggi gelombang di atas rata rata, maka bisa memberlakukan sistem buka tutup," tandasnya

Cuaca buruk mengakibatkan ratusan nelayan di Pelabuhan Muncar Banyuwangi berhenti melaut. Mereka khawatir perahu yang mereka tumpangi tidak mampu melawan besarnya ombak dan angin kencang.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Banyuwangi Hasan Basri mengatakan, di Pelabuhan Muncar sekitar 500 nelayan sudah berhenti melaut sejak 5 hari lalu. Sebab angin kencang dan ombak setinggi 0,5 hingga 4 meter masih terjadi di laut Selatan Jawa.

“Sudah ada 5 hari ini nelayan di Muncar berhenti melaut. Karena kondisi ombak di tengah laut cukup besar. Sehingga mereka khwatir akan terjadi kecelakaan laut, karena perahu yang tidak mampu melawan  besarnya ombak,”ujar Hasan Basri.

2 dari 2 halaman

Nelayan Perbaiki Alat Tangkap

Kata Hasan, ratusan Nelayan tersebut, saat ini memilih memperbaiki alat tangkapan mereka yang sudah rusak sambal menunggu cuaca berangsur normal Kembali.

“Di rumah tidak ada aktivitas apa- apa. Yang punya kapal sambil memperbaiki kapalnya, memperbaiki jaringnya persiapan kalau nanti cuaca sudah enak baru kerja," ujarnya.

Menurut hasan pihaknya masih terus berkordinasi dengan BMKG Banyuwangi, untuk mengetahui   cuaca yang terjadi di tengah laut. Jika kondisi mulai mereda maka nelayan akan memulai aktivitasnya Kembali.

“Kita terus berkoordinasi dengan BMKG Banyuwangi, untuk mengetahui kondisi ombak di tengah laut dan diperkirkan kapan cuaca buruk ini reda,” pungkas Hasan.