Sukses

Eri Cahyadi Mendadak Jadi Sukarno di Film Dokumenter TVRI

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu mengungkapkan, bahwa sejak kecil ia telah mengidolakan sosok Bung Karno.

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bakal memerankan sosok Presiden Pertama RI Sukarno dalam film dokumenter sebutan TVRI yang tayang pada 13 Agustus 2022, sekaligus menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 RI.

Eri Cahyadi mengatakan, TVRI akan membuat film dokumenter yang dimulai saat Bung Karno dilahirkan, bersekolah, kembali ke Surabaya untuk tinggal bersama di indekos HOS Tjokroaminoto, memperdalam agama Islam, hingga menikah dengan putri sulung HOS Tjokroaminoto.

“Ini gayung bersambut, karena Pemkot Surabaya juga tengah membuat museum terkait Rumah Bung Karno di Jalan Pandean dan di rumah HOS Tjokroaminoto di Jalan Peneleh, sekaligus Museum Siola, dan Rumah Kebangsaan yang akan kami buat di seberangnya Museum Pendidikan,” ujar Eri, Kamis (28/7/2022).

Ia menjelaskan, kerja sama dengan TVRI sekaligus untuk menghimpun film dokumenter perjuangan para Pahlawan Nasional dari Kota Surabaya yang telah dibuat oleh TVRI untuk mengisi konten yang ada di museum Kota Surabaya.

Harapannya, agar Arek-Arek Suroboyo bisa lebih mudah memahami semangat dan tetesan darah dari para pejuang Kota Surabaya.

Menurut Eri Cahyadi, para pejuang Kota Surabaya yang menumpahkan darah dan semangat untuk merebut, serta mempertahankan Kemerdekaan Negara Indonesia adalah darah dari para nasionalis dan religius.

“Itu yang akan kami angkat dengan TVRI, kami kerjasamakan dalam bentuk film dokumenter. Nanti Arek Suroboyo ketika masuk ke Museum Rumah Bung Karno atau tempat bersejarah, bisa lebih memahami bagaimana para Pahlawan kita merebut kemerdekaan dari para penjajah,” terang dia.

 

2 dari 2 halaman

Idola Masa Kecil

Tak hanya itu saja, Eri Cahyadi juga didapuk menjadi aktor yang akan memerankan Tokoh Bung Karno. Yakni, saat scene Bung Karno menghadiri penerimaan gelar Honoris Causa (HC) ke 25 pada 1964 di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung.

“Persipannya ya dijalani saja, di scene itu Pak Rektor menyampaikan Bung Karno lahir di Blitar. Tak berselang lama, Bung Karno langsung menyampaikan kalau dirinya lahir di Kota Surabaya,” ujar dia.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu mengungkapkan, bahwa sejak kecil ia telah mengidolakan sosok Bung Karno.

“Maka tanpa sadar, kebijakan seperti program padat karya yang saya ambil itu dari buku nya Ir. Soekarno. Yakni, bagaimana beliau melibatkan masyarakat untuk mengentaskan kemiskinan dan kebodohan,” ungkap dia.

Karenanya, ia mengajak seluruh warga Kota Surabaya untuk bersama-sama mengembalikan sejarah tempat kelahiran Bung Karno. Serta, menunjukkan bahwa Kota Pahlawan merupakan tempat pertumpahan darah para pejuang yang ingin memerdekakan Bangsa Indonesia.