Sukses

Gagal Dievakuasi, Paus Sperma Terdampar di Pantai Bulusan Banyuwangi Mati

Ketika paus mati, ada prosedur yang umum dilakukan. Opsi yang dilakukan adalah mengubur, membakar atau menenggelamkan bangkai paus tersebut.

Liputan6.com, Banyuwangi - Paus sperma (physeter macrocephalus) yang terdampar di pantai Bulusan Banyuwangi akhirnya mati. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyelamatkan mamalia laut rakasasa tersebut, tapi akhirnya tidak tertolong.

Kurang lebih 5 jam petugas gabungan dari TNI AL dan Satpolair telah berupaya menarik paus tersebut kembali ke tengah laut, namun upaya itu tak membuahkan hasil. Berat paus dan kondisi laut yang tengah surut menjadi kendala utama dalam proses evakuasi.

Saat ini bangkai paus masih dibiarkan mengambang di bibir pantai setempat. Petugas dari berbagai elemen berkumpul untuk menyiapkan skenario penanangan bangkai paus tersebut.

Petugas Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Kelautan Bali, Wilayah Kerja Banyuwangi Bayu Dwi Handoko mengatakan, habitat asli dari paus sperma adalah di wilayah arktik. Alasan mengapa paus ini lepas dari jalur diduga karena sensor navigasi pada paus ini rusak.

"Paus kan memiliki sensor pada tubuhnya nah diduga itu rusak sehingga keluar jalur dan nyasar. Perihal sakit dan lain sebagainya itu masih perlu dicek secara medis," ujarnya.

Ketika paus mati, ada prosedur yang umum dilakukan. Opsi yang dilakukan adalah mengubur, membakar atau menenggelamkan bangkai paus tersebut.

"Sesuai SOP seperti itu, bila masih hidup sebisa mungkin harus dibawa kembali ke tengah laut. Kalau mati dilakukan menguburkan, membakar atau menenggelamkannya," tandasnya.

 

2 dari 2 halaman

Bobot Raksasa

Paus pertama muncul dari utara tepatnya berada di belakang hotel Banyuwangi Beach. Paus itu nampak kebingungan dan hanya berputar-putar di perairan berjarak sekitar 50 meter dari bibir pantai.

Hingga saat ini para petugas dari Polairud dan TNI AL berupaya menyelamatkan paus itu dengan cara menariknya menggunakan tali menuju ke tengah.

Petugas mengalami kendala karena bobot paus yang terlalu berat dan kondisi air laut yang tengah surut. Paus juga terus memberontak hingga merusak tiang dermaga.