Sukses

Eri Cahyadi Haramkan Lurah, Camat dan Puskesmas Minta Fotokopi KTP dan KK Warga

Eri menyampaikan, pendataan warga itu harus sudah terintegrasi satu sama lain, baik itu dari kelurahan, kecamatan hingga ke OPD terkait.

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali menerima keluhan 1.551 Kader Surabaya Hebat (KSH) dari dua kecamatan, yakni Tegalsari dan Genteng, mengenai aplikasi Sayang Warga dan pengisian data serta insentif kader kecamatan.

“Ketika data warga sudah masuk ke aplikasi Sayang Warga, itu tidak perlu membuat laporan lagi, cukup itu tok (itu saja), apa lagi minta fotokopi KTP,” ujar Eri pada acara Ngobras (Ngobrol Santai), bersama Ketua Tim Penggerak (TP) PKK, Rini Indriyani, Selasa (2/8/2022).

Eri menegaskan, ketika Pemkot Surabaya akan memberikan bantuan kepada warga yang mengalami kesusahan, tidak perlu lagi meminta data seperti fotokopi KTP dan Kartu Keluarga (KK) karena semua itu sudah terdata di dalam aplikasi Sayang Warga.

“Kalau ada anak buah saya yang minta data KTP atau KK, nggak usah dike'i (jangan diberi). Saya haramkan lurah, camat dan puskesmas njaluk (minta) fotokopi KTP dan KK, ini koreksi betul buat kami,” ucapnya.

Eri menjelaskan, sebenarnya data nomor induk kependudukan (NIK) Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) itu sudah pasti terdaftar di aplikasi Sayang Warga. Oleh karena itu, lurah, camat dan puskesmas tak perlu lagi meminta kopian KTP atau KK warga yang akan dibantu.

Eri menyampaikan, pendataan warga itu harus sudah terintegrasi satu sama lain, baik itu dari kelurahan, kecamatan hingga ke OPD terkait. Masih adanya sistem administrasi manual tersebut, menurutnya ada yang perlu diperbaiki dan evaluasi, agar pelayanan ke depannya semakin baik.

“Kalau sudah ada aplikasi tapi masih diminta berkas, yo onok sing salah (ada yang salah) di sistem itu. Saya bilang ke semua kader, kalau diminta (fotokopi KTP dan KK) jangan kasih. Smartcity yo ngene iki (ya seperti ini) harus terintegrasi,” ujanya.

2 dari 2 halaman

Insentif Surabaya Tertinggi

Eri menyebutkan, setelah menerima kunjungan dari Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono, Senin (1/8/2022), Pemkot Surabaya mendapat apresiasi, karena memberi insentif senilai Rp 400 ribu kepada KSH. Menurut Wamenkes, insentif Pemkot Surabaya paling tinggi ketimbang kota - kota lain di Indonesia.

“Menurut beliau insentif KSH ini paling tinggi, bahkan di kota lain ada yang nggak dapat. Beliau juga mengatakan, terkait insentif itu akan disampaikan dalam rapat di sana (pusat), untuk bentuknya kami belum tahu pasti,” ucapnya.