Liputan6.com, Banyuwangi - Ratusan siswa Madarasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Darul Huda Dusun Krajan Wongsorejo Banyuwangi, tergusur dari sekolahnya sendiri.
Mereka menjadi korban sengketa lahan di Yayasan Darul Huda. Akibat dari penyegelan tersebut sebanyak 187 siswa MTs dan MA Darul Huda Alasbuluh harus belajar di halaman sekolah dan musala terdekat.
Ketua LP Ma'arif NU Banyuwangi Zaki Al Mubarok menyesalkan adanya penyegelan madrasah MTs dan MA Darul Huda. Penyegelan tersebut dilakukan Jumat, 12 Agustus 2022 yang diduga oleh salah satu pihak yang bersengketa dalam kepengurusan Yayasan Darul Huda.
Advertisement
Zaki mengatakan, pangkal masalah tersebut adalah perebutan aset setelah adanya musyawarah pembubaran Yayasan Darul Huda Alasbuluh tahun 2019.
"Akibat dari penyegelan tersebut ratusan siswa MTs dan MA Darul Huda Alasbuluh terlantar. Terhitung sudah dua hari mereka sudah belajar di halaman dan musala," ucapnya, Senin (15/8/2022)
LP Ma'arif PCNU Banyuwangi menghimbau dan mengajak seluruh pihak yang bersengketa untuk duduk bersama dan berdialog.
"Tanpa mengorbankan hak siswa untuk mendapatkan pendidikan yang dijamin negara dalam UU Sisdiknas 2003. Seharusnya proses sengketa dikembalikan ke jalur hukum, agar didapatkan kepastian hukum tentang legalitas aset dan pembubaran Yayasan Darul Huda Alasbuluh," ungkap Zaki.
PCNU Banyuwangi mengharapkan kepada Kepada Desa Alasbuluh dan Forpimka Kecamatan Wongsorejo untuk bersama-sama mencarikan solusi dari penyegelan madrasah diri.Â
Diharapkan Tidak Menjadi Konflik Sosial
Pihaknya juga mengajak seluruh pihak untuk menahan diri agar konflik internal Yayasan Darul Huda Alasbuluh ini tidak meluas menjadi konflik sosial.
"Guru dan siswa MTs dan MA Darul Huda memiliki hak untuk mengikuti proses belajar-mengajar yang aman, tenang, nyaman dan menyenangkan," tandas Zaki.
Pada Minggu, 14 Agustus 2022 para siswa MTs dan MA Darul Huda juga melakukan protes atas penyegelan gedung sekolahnya.
Mereka sembari menunjukkan tulisan yang meminta hak sebagai warga negara untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Meski begitu mereka tetap semangat menjalankan aktivitas belajar mengajar, meski dengan tempat seadanya dengan beralas tikar.
Â
Advertisement