Liputan6.com, Probolinggo - Jembatan Gantung yang menghubungkan Desa Kregenan, Kecamatan Kraksaan dan Desa Pajarakan Kulon, Kecamatan Pajarakan Probolinggo putus pada Jumat 9 September pagi. Sekitar 40 siswa dan guru SMPN 1 Pajarakan yang tengah menyeberang terjebur ke sungai.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Probolinggo menduga putusnya jembatan gantung itu karena overload.
“Ketika berada di atas jembatan, para siswa berkumpul serta menggoyang-goyangkan jembatan. Karena overload, akhirnya angker atau cantolan pemberat jembatan yang ada di ujung itu patah,”ujar Kepala Dinas PUPR Probolinggo, Hengki Cahjo Saputra Sabtu (10/9/2022)
Advertisement
Karena overload kata dia beban yang ada saat kejadian memang di luar kemampuan sekitar 40 anak berada di atas jembatan, pada waktu bersamaan. Jika satu anak beratnya 50 kilogram maka sudah ada beban sekitar 1,8 ton lebih.
“Jika beban itu di tengah-tengah jaraknya dengan bentang 20 meter, 10 meter di bagi kanan kiri, hampir kurang lebih 3,6 ton dalam waktu yang bersamaan. Jika ditambah dengan goyangan bisa-bisa bebannya 7 sampai 10 ton, makanya jembatan tidak bisa menahan beban dan ambruk,” kata Hengki.
Untuk penanganan lebih lanjut, kata Hengki, masih dilakukan asesmen di lapangan oleh Dinas PUPR. Sedangkan untuk perbaikan pemerintah akan terlebih dahulu rapat dengan BPBD dan instansi terkait.
Jalan Sehat
Sebelumnya, Sebanyak 40 siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama terjatuh ke sungai Ketika jembatan gantung yang mereka lintasi di Desa Kragenan, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo putus pada Jumat (9/9/2022) pagi
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 6.30 Wib pagi. Saat itu ada puluhan pelajar sedang jalan sehat dan berangkat sekolah berada di tengah-tengah jembatan.
Advertisement