Liputan6.com, Sidoarjo - Pelajar SMA berinisial ARAM meninggal dunia usai mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) di salah satu perguruan silat di Sidoarjo, pada Minggu 11 September 2022.
Ayah korban, Dedik Hainul Akbar (43) mengaku kaget mendengar pernyataan pihak rumah sakit, jika sang anak meninggal lantaran mengalami penyumbatan darah pada saluran pernapasan.
"Sebelum dirawat di RSUD Sidoarjo. Putra kami berpamitan untuk mengikuti ujian kenaikan tingkat di perguruan silat yang diikuti," ujarnya, Senin (12/9/2022).
Advertisement
Beberapa jam setelah itu, lanjut Dedik, dia mendapat kabar dari pelatih silat, jika putranya pingsan saat mengikuti ujian dan berada di RSUD Sidoarjo.
Tak hanya itu, dua pelatih yang memberi kabar ke Dedik juga berdalih menanyakan apakah korban memiliki riwayat sesak nafas dan asma.
"Saat saya tanya kok bisa pingsan, mereka menjawab kecapekan setelah berlari," ucap Dedik.
Usai melihat kondisi putranya di ruang ICU RSUD, Dedik merasa janggal melihat hidung korban mengeluarkan darah dengan kondisi koma.
Merasa ada yang aneh, Dedik kembali menanyakan ke dua pelatih putranya. Apakah ada kontak fisik saat ujian kenaikan tingkat. Dua pelatih itu tetap mengaku tidak ada kontak fisik.
"Semakin sore anak saya semakin drop. Informasi dari tim medis, ada penyumbatan darah pada saluran pernapasan. Sehingga harus dipompa keluar," ujar Dedik.
Ada Pukulan
Beberapa saat, sambung Dedik, banyak anggota seperguruan datang menjenguk putranya. Dedik mendapat informasi jika saat itu terdapat kontak fisik.
Dimana usai berlari, terdapat pukulan dan tendangan ke tubuh para peserta UKT termasuk putranya. Usai mendapat kabar itu kesedihan Dedik bertambah ketika pihak RSUD menyatakan bahwa putranya telah meninggal dunia.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Kasihumas Polresta Sidoarjo Iptu Tri Novi Handono meminta waktu atas laporan tersebut. "Mohon waktu ya," jawabannya singkat.
Advertisement