Liputan6.com, Probolinggo - Para siswa SMPN 1 Pajarakan Probolinggo yang menjadi korban jembatan gantung putus, mendapatkan trauma healing.
Trauma healing dipandu oleh tenaga konselor Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga). Para siswa tampak riang mengikuti kegiatan dan terlihat sudah melupakan peristiwa memilukan tersebut.
Kepala SMPN 1 Pajarakan Arif Syamsul Hadi mengatakan, trauma healing diikuti 60 siswa. Mereka terbagi menjadi kelas perempuan dan kelas laki-laki. Dari 60 siswa tersebut, 30 siswa di antaranya merupakan korban terjatuh. Sedangkan sisanya adalah para siswa yang melihat peristiwa secara langsung.
Advertisement
“Meskipun tidak terjatuh, siswa yang melihat langsung peristiwa tersebut juga mengalami trauma. Oleh karena itu mereka pun juga mengikuti kegiatan trauma healing,” katanya, Selasa (13/9/202).
Menurut Arif, sejak pagi dilakukan kegiatan non formal. Mulai dari zikir, pembagian door prize dan kuis yang bertujuan untuk menghibur siswa supaya kembali semangat mengikuti mata pelajaran.
"Jadi kita belajar santai di luar kelas," katanya.
Terkait siswa dan guru yang masih menjalani perawatan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan, Arif menyebutkan masih ada 4 orang, terdiri dari 1 guru dan 3 siswa.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada DP3AP2KB Kabupaten Probolinggo Umi Setyowati mengungkapkan trauma healing ini dilakukan dengan metode konseling kelompok. Dimana 1 kelompok terdiri dari kurang lebih 15 orang siswa dengan 1 orang konselor.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan siswa sehubungan dengan kejadian tersebut dengan menggunanakan instrumen berupa Depresion Anxiety Stress Scale (DASS),” ungkapnya.
Puluhan Siswa Terjebur ke Sungai
Umi menerangkan selain itu tujuan dari kegiatan ini adalah langkah awal untuk membantu mengatasi trauma dan mengembalikan kondisi psikologi siswa supaya kembali bersemangat melanjutkan kehidupan.
“Adapun rencana tindak lanjut dari kegiatan trauma healing ini adalah konseling lanjutan kepada siswa korban yang dinilai memiliki tingkat kecemasan yang cenderung tinggi terkait dengan kejadian jatuhnya jembatan gantung tersebut,” pungkasnya.
Sebelumnya, sebanyak 40 siswa terjatuh ke sungai saat jembatan gantung putus di Desa Krengenan Probolinggo pada Jumat (9/9/2022).
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 6.30 Wib. Saat itu ada puluhan pelajar sedang jalan sehat dan berangkat sekolah berada di tengah-tengah jembatan. Para korban dilarikan ke puskesmas terdekat dan Rumah Sakit Waluyo Jati untuk mendapatkan pertolongan medis.
Advertisement