Liputan6.com, Banyuwangi - Polresta Banyuwangi memeriksa sejumlah peserta demo menolak kenaikan BBM yang berujung anarkis pada Jumat 16 September lalu.
"Intinya kasus perusakan kemarin itu kita cek para saksinya, dan siapa- siapa," ungkap Kaporesta Banyuwangi Kombes Pol Deddy Foury Millewa, Rabu (21/9/2022).
Sedikitnya lima orang yang akan dimintai keterangan terkait demo anarkis tersebut. Deddy menyebut pengerusakan sejumlah fasilitas umum itu dilakukan oleh beberapa oknum saja. Saat ini pihaknya masih melakukan pengecekan.
Advertisement
"Kita cek satu persatu nantinya," tambah Deddy.
Menurut Deddy, dalam unjuk rasa itu sebenarnya tidak ada motif tertentu. Kata dia, itu hanya kekesalan pribadi yang dilampiaskan di ranah publik. Padahal isu yang dibawa dalam aksi unjuk rasa itu, merupakan isu nasional.
“Kita bergerak itu berdasarkan konteks bukan konten. Jadi semua mahasiswa mendukung kami," tambahnya.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyesalkan aksi anarkis dalam unjuk rassa penolakan kenaikan BBM di Banyuwangi beberapa waktu lalu.
Orang nomor satu di Banyuwangi ini tidak mempermasalahkan siapapun demo, namun jangan sampai berujung anarkis.
“Demo silakan, sampaikan aspirasinya dengan baik. Tapi kalau anarkis in ikan mengkhawatirkan bagi keamanan Banyuwangi," tegas Ipuk Fiestiandani.
Anarkis
Sebelumnya, demonstrasi tolak kenaikan BBM yang digagas Aliansi Mahasiswa Banyuwangi berlangsung anarkis. Sejumlah massa aksi merusak fasilitas di Gedung DPRD hingga Kantor Pemkab Banyuwangi.
Sejumlah fasilitas yang mengalami kerusakan di antaranya papan nama gedung DPRD. Masa aksi mencopot satu persatu huruf bertuliskan DPRD Banyuwangi hingga bersih. Tulisan gedung dewan diganti oleh masa aksi menggunakan coretan cat bertuliskan "Mosi Tidak Percaya"
Mereka lalu membakar puing huruf itu bersama dengan ban tepat di depan gedung wakil rakyat.
Tak puas dengan aksi di gedung dewan, masa aksi kemudian bergeser ke Kantor Bupati Banyuwangi.
Di kantor Bupati mereka juga kembali merusak fasilitas, diantaranya adalah gerbang depan bangunan yang roboh diterjang masa aksi.                                                                                         Â
Usut punya usut, tindakan anarkis ini dilakukan karena demonstran merasa kecewa lantaran aksi pertama lalu tidak ditanggapi serius oleh pihak DPRD.
Â
Â
Â
Â
Â
Advertisement