Sukses

Pemprov Jatim Mulai Cicil Beri Santunan Korban Jiwa Tragedi Stadion Kanjuruhan

Bantuan mulai diberikan ke korban jiwa tragedi Stadion Kanjuruhan Malang

Liputan6.com, Malang- Pemprov Jawa Timur mulai memberikan santunan takjiah ahli waris korban jiwa tragedi Stadion Kanjuruhan Malang. Berdasarkan data sementara, tercatat 125 orang meninggal dunia, 323 orang terluka dan masih dalam perawatan.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, mengatakan Pemprov memberikan santunan Rp 10 juta kepada ahli waris korban jiwa tragedi Stadion Kanjuruhan Malang. Santunan itu telah diberikan ke beberapa korban.

"Pemprov sudah mulai menyicil memberikan santunan takjiah kepada ahli waris yang kami jangkau hari ini," kata Khofifah di Malang, Minggu, 2 Oktober 2022 malam.

Selain dari Pemprov Jatim, Pemkab dan Pemkot Malang masing – masing juga memberikan santunan senilai Rp 10 juta ke tiap warganya yang jadi korban jiwa. Bank Jatim juga turut membantu sebesar Rp 5 juta.

Selama satu hari kemarin, Khofifah datang takjiah ke rumah beberapa korban tragedi tersebut. Baru memberikan bantuan ke beberapa korban itulah yang dimaksud dia mencicil memberikan santunan. Namun ia tak dijelaskan sudah takjiah ke berapa rumah korban.

Selain itu, pemerintah juga menanggung seluruh biaya perawatan bagi korban yang kini masih berada di rumah sakit. Meski tak sebanding dengan kehilangan nyawa, bantuan itu diharapkan bisa membantu keluarga korban di Stadion Kanjuruhan Malang.

"Kalau untuk layanan kesehatan, saya pastikan semua (biaya perawatan) jadi tanggungan pemerintah," ujar Khofifah.

2 dari 2 halaman

Ratusan Korban Luka

Berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, korban jiwa tragedi Stadion Kanjuruhan Malang tercatat ada 125 orang sampai dengan Minggu, 2 Oktober 2022 petang. Selain itu, sebanyak 285 orang mengalami luka.

Kerusuhan pecah di stadion itu usai laga Arema vs Persebaya. Laga yang berakhir dengan kemenangan tim tamu dengan skor akhir 3-2. Suporter yang kecewa dengan hasil itu merangsek masuk ke dalam lapangan.

Situasi yang tak terkendali berujung pada petugas keamanan melepaskan tembakan gas air mata. Beberapa gas itu mengarah ke tribun yang penuh sesak penonton. Dampaknya, banyak yang meninggal di dalam stadion karena sesak nafas dan luka.