Sukses

Tragedi Kanjuruhan, PMII Desak Kapolri Copot Kapolda Jatim

Pengamanan terhadap jalannya laga Arema versus Persebaya jelas bukan hanya tanggungjawab Kapolres Malang. Kapolda Jatim, kata dia, juga memiliki kewenangan dan kendali penuh terhadap pasukan.

Liputan6.com, Surabaya - Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot Kapolda Jawa Timur Nico Afinta karena dinilai sebagai orang yang harus bertanggungjawab atas tragedi Kanjuruhan Malang.

"Rasanya tidak adil bila hanya Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dan sejumlah perwira Brimob Jatim yang dicopot, Kapolda Jatim harusnya ikut bertanggungjawab atas tragedi memilukan ini," kata Wasekjen Kaderisasi PB PMII, Ragil Setyo Cahyono, Selasa (4/10/2022).

Ragil beranggapan, pengamanan terhadap jalannya laga Arema versus Persebaya jelas bukan hanya tanggungjawab Kapolres Malang. Kapolda Jatim, kata dia, juga memiliki kewenangan dan kendali penuh terhadap pasukan.

Apalagi, Ragil menilai, pernyataan Kapolda Jatim sama sekali tidak meredakan suasana. Pada kondisi tersebut, Ragil menyarankan, Kapolda Jatim harusnya memberikan pernyataan yang menyejukkan, bukan memancing pro-kontra.

"Kapolda Jatim menyatakan penggunaan gas air mata sesuai prosedur dan seolah menyalahkan sikap suporter yang melanggar aturan. Harusnya Kapolda Jatim bisa lebih bijaksana dalam menyampaikan pernyataan di tengah kondusi duka seperti ini," jelasnya.

2 dari 2 halaman

Kapolres Dicopot

Diketahui, Mabes Polri mencopot setidaknya total sepuluh anggota buntut tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memutuskan untuk menonaktifkan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat. Mutasi itu tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/2098/X/KEP./2022 tertanggal 3 Oktober 2022.

Sejauh ini pemerintah dan kepolisian mencatat tragedi itu telah menyebabkan 125 orang meninggal dunia, yang merupakan suporter Arema FC atau Aremania.

Update terakhir per Senin 3 Oktober kemarin, pemerintah mencatat total ada 455 korban dalam tragedi tersebut, termasuk korban meninggal dunia.