Sukses

Pertemuan Hangat Aremania dan Bonek di Stadion Kanjuruhan

Aremania dan Bonek bersama perwakilan suporter dari berbagai daerah bernyanyi serta doa bersama sekaligus menuntut keadilan bagi korban tragedi Stadion Kanjuruhan.

Liputan6.com, Malang - Tragedi Stadion Kanjuruhan merupakan duka bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, termasuk seluruh kelompok suporter di negara ini. Goresan luka itu pula yang kini menyatukan mereka.

Itu tampak dengan kedatangan perwakilan suporter dari berbagai daerah. Seperti Delta Mania Sidoarjo, Jakmania Persija Jakarta, Bobotoh Persib Bandung, LA Mania Persela Lamongan, Kediri Fans, termasuk Bonek Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan pada Jumat, 7 Oktober 2022.

Mereka semua hadir untuk memeringati tujuh hari peristiwa pilu yang membuat ratusan orang meninggal dunia pada 1 Oktober 2022 lalu. Bersama – sama mengalirkan doa untuk para korban peristiwa itu. Chant perdamaian suporter pun bergema usai pembacaan yasin dan tahlil.

Selama ini, Aremania dan Bonek terkenal dengan rivalitas panas. Tapi pada malam itu, ada secercah harapan perdamaian di antara mereka. Sempat terdengar anthem Persebaya Emosi Jiwaku juga dinyanyikan dalam kesempatan itu. Lagu Kabar Damai Arema jelas bergema.

“Selamat datang Bonekmania, Selamat datang Bonekmania, Dari kami Aremania,” begitu salah satu seruan Aremania menyambut Bonek.

“Di sini Bonek, di sana Aremania, di mana – mana kita saudara,” nyaring terdengar dinyanyikan bersama-sama.

Mereka juga kompak membentangkan syal kebanggan klub. Rintik hujan di Stadion Kanjuruhan malam itu seolah terasa hangat dengan keguyuban para suporter.

2 dari 2 halaman

Harapan Perdamaian

Salah seorang Bonek Persebaya yang datang ikut doa bersama adalah Yudi Gudel. Ia warga asal Surabaya yang telah menetap di Malang sejak 1996 silam. Malam itu, dari ia berjalan kaki keluar dari stadion menuju tempat kendaraannya diparkir.

Tampak ada Aremania yang melintas mengendarai motor menyempatkan diri menjabat tangannya. Yudi mengaku bahagia melihat suasana damai antar dua kelompok suporter itu dalam peringatan tujuh hari tragedi Kanjuruhan.

“Saya datang ke sini ikut mendoakan semua korban. Peristiwa ini jadi duka bersama. Sepakbola tidak sebanding dengan hilangnya nyawa,” kata Yudi.

Di keluarganya ada yang mendukung Persebaya, tapi banyak pula fans Arema. Termasuk teman – teman kerjanya. Baginya, saling olok dalam sepakbola adalah hal biasa. Asal tidak menjurus konflik yang bisa berakibat hilangnya nyawa.

“Olok-olokan dalam sepakbola itu biasa, tapi harus tetap bersahabat. Semoga bisa terus damai, mudah-mudahan semua suporter berdamai,” kata pria paruh baya ini.

Sebut saja Ahmad, salah seorang Aremania. Ia berharap ada keadilan bagi semua korban tragedi di Stadion Kanjuruhan. Persitwa pilu itu diharapkan jadi pintu damai bagi suporter di Indonesia. Sebab ada hal yang tak kalah penting dibanding pertikaian yang selama ini terjadi.

“Korban sudah terlampau banyak. Mari bersama-sama menuntut keadilan,” katanya.