Sukses

Eri Cahyadi Mutasi Massal 320 Pejabat Pemkot Surabaya, Ada Apa?

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan rotasi massal 320 pejabat Pemkot, yang meliputi pimpinan tinggi pratama, administrator, pengawasan dan fungsional.

 

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan rotasi massal 320 pejabat Pemkot, yang meliputi pimpinan tinggi pratama, administrator, pengawasan dan fungsional. 

Dia menjelaskan ada beberapa alasan kenapa perlu dilakukan rotasi. Pertama, untuk mendekatkan dengan rumahnya masing-masing, karena pelayanan itu bisa maksimal kalau pejabat itu didekatkan dengan rumahnya atau wilayahnya.

“Kemarinnya ada salah satu pejabat yang sebenarnya pintar, tapi karena rumah dan tempat kerjanya jauh, makanya mungkin kurang maksimal memberikan pelayanan. Nah, saya ingin pelaksanaan pelayanan publik itu lebih efektif dan efisien, makanya kita dekatkan rumahnya dengan tempat kerjanya,” kata Eri Cahyadi seusai pelantikan di Graha Sawunggaling, Rabu (12/10/2022).

Kedua, pelayanan publik itu harus berhenti di kelurahan. Berarti, kalau si pejabat ini dekat antara rumah dan tempat kerjanya, maka dia akan semakin maksimal dalam memberikan pelayanan kepada warga Surabaya.

“Dengan cara itu, saya berharap mereka bisa menciptakan inovasi-inovasi dan bersinergi dengan berbagai stakholder untuk menyejahterakan warga Kota Surabaya. Makanya dalam rotasi ini kita dekatkan mereka ke rumahnya masing-masing,” ujarnya.

Ketiga, untuk memberikan suasana yang baru. Sebab, sejak awal dia sudah menyampaikan bahwa para pejabat itu harus dirotasi untuk meningkatkan kemampuannya. Menurutnya, kalau sudah 5 tahun berada di suatu jabatan, biasanya bosen, makanya inilah waktunya untuk dirotasi atau diputar.

2 dari 2 halaman

Pesan Khusus

Eri juga menyampaikan pesan khusus yang perlu diperhatikan para pejabat pemkot untuk tidak mengatakan akan disampaikan ke Pemkot Surabaya. Menurutnya, para pejabat itu adalah warga Kota Surabaya. Pemkot Surabaya adalah jubah, rumah bagi para pejabat itu. Bahkan, para pejabat itu menangis, bersedih dan bahagia dengan mengatasnamakan Pemkot Surabaya. Yang perlu diingat juga adalah pendapatan para pejabat itu berasal dari pajak warga Kota Surabaya.

“Berarti kalau ada masalah di bawah, jangan pernah mengatakan bahwa nantinya akan disampaikan kepada Pemkot Surabaya. Lha ini tidak jelas, wong pejabat pemkot mengatakan seperti itu. Pemkot Surabaya itu adalah rumah kita, baju kita, kalau kita bilang seperti itu, berarti kita merusak baju kita, merobek baju kita sendiri. Jadi, pejabat Pemkot Surabaya tidak boleh ngomong seperti itu, inilah yang berulang kali saya sampaikan tadi,” tegasnya.