Sukses

Ratusan Aremania Turun ke Jalan Tuntut Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan dan Revolusi PSSI

Dua gelombang aksi Aremania di Malang menuntut pengusutan sampai tuntas tragedi Kanjuruhan

Liputan6.com, Malang - Ratusan pendukung klub Arema alias Aremania turun ke jalan secara bergelombang di Kota Malang pada Kamis, 20 Oktober 2022 ini. Mereka menyuarakan tuntutan pengusutan tragedi Kanjuruhan.

Gelombang massa aksi unjukrasa Aremania itu terbagi dalam dua kelompok dengan tuntutan sama, usut tuntas tragedi Kanjuruhan. Aksi pertama dimulai oleh ratusan Aremania yang berkumpul di luar Stadion Gajayana di Jalan Semeru sekitar pukul 09.00.

Massa yang mayoritas berpakaian hitam itu kemudian long march atau jalan kaki menuju Tugu Malang. Mereka tak berorasi, tapi melakukan aksi diam dengan beberapa orang di antaranya tampak memlester mulut dengan lakban.

Mereka membentangkan sejumlah spanduk berisi berbagai tulisan. "Jika Sepak Bola Jadi Pemersatu Bangsa, Kenapa Harus ada Korban Jiwa". "Mana Keadilan Bagi Ratusan Nyawa", "Tangis Seorang Ibu Tidak Bisa Dibayar Dengan Kata Maaf", "Revolusi PSSI".

Mereka juga tampak mengusung keranda mayat sebagai simbol duka cita mendalam terhadap ratusan korban jiwa yang meninggal dalam peristiwa itu. Sekaligus bentuk sindiran atas lambannya penanganan kasus itu.

Aksi damai di depan Balai Kota dan gedung DPRD Kota Malang itu tak sampai menutup Jalan Tugu Malang. Tampak mereka menolak kehadiran Wali Kota Malang, Sutiaji dengan cara kompak membelakanginya begitu orang nomor satu di Pemkot Malang itu datang.

Aksi keprihatinan terhadap pengusutan tragedi Kanjuruhan itu berlangsung sekitar 30 menit. Setelah itu massa kompak membubarkan diri, long march kembali menuju Stadion Gajayana. Meski begitu, diharapkan aksi itu mendorong gerakan jadi lebih besar ke depannya.

2 dari 2 halaman

Gelombang Aksi Kedua

Tak lama aksi pertama selesai, datang gelombang puluhan massa Aremania lainnya. Kali ini, massa masuk ke dalam Balai Kota Malang. Sambil membentangkan sebuah spanduk besar bertuliskan ‘Keep Strong Arema’ dan beberapa kertas putih berisi tulisan #UsutTuntas.

Massa menyanyikan lagu Arema dan meneriakkan chant dukungan untuk klub kebanggaannya itu. Mereka menuntut Wali Kota Malang, Sutiaji, agar ikut aktif mengawal tragedi Kanjuruhan. Sebab pengusutan peristiwa itu sampai tuntas jadi tanggungjawab bersama.

Sutiaji menemui massa sekitar pukul 14.00. Ia berkomitmen mendukung pengusutan tragedi itu. “Usut tuntas sudah jadi komitmen kita semua. Ayo kita kawal terus sambil kita berdoa untuk saudara kita yang dipanggil oleh Tuhan Yang Maha,” kata Sutiaji dihadapan massa.

Usai ditemui Wali Kota Malang, massa kemudian perlahan membubarkan diri. Gelombang aksi itu harapkan memantik gerakan aksi yang lebih besar dan terkonsolidasi dengan satu isu sama. Yakni mengawal pengusutan tragedi Kanjuruhan sampai tuntas.