Sukses

Pekerja Lepas di Satpol PP Kota Kediri Rampok BPR karena Jerat Pinjol

Menurut dia, pelaku BS nekat melakukan aksi melanggar hukum akibat terjerat utang pinjaman online. Selain itu, uang kejahatan BS digunakan untuk judi online.

 

 

Liputan6.com, Surabaya - Pria inisial BS (31), petugas Tenaga Harian Lepas (THL) di lingkungan Satpol PP Kota Kediri, merampok uang nasabah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kantor Kas BPR Kota, Perum Permata Hijau Kota Kediri, senilai Rp 20 juta.

BS diringkus berkat kolaborasi Satreskrim Polres Kediri Kota bersama Satintelkam. "Pelaku sudah kita tangkap dan sudah diamankan di Mapolres Kediri pada Rabu, 26 Oktober kemarin malam," ujar Kapolres Kediri Kota AKBP Wahyudi, Senin (31/10/2022).

Menurut dia, pelaku BS nekat melakukan aksi melanggar hukum akibat terjerat utang pinjaman online. Selain itu, uang kejahatan BS digunakan untuk judi online.

"Dalam melancarkan aksinya, BS datang sendirian pada pukul 11.30 WIB, berpura-pura sebagai nasabah bank dengan mengendarai sepeda motor," ucapnya.

Dari keterangan yang telah diperoleh, pelaku sempat ragu-ragu untuk melancarkan aksinya. Bahkan, sebanyak empat kali BS keluar masuk ke dalam kantor Bank hingga terakhir ia gelap mata dan nekat merampas ponsel milik korban serta menggasak uang Rp 20 Juta.

Dikarenakan ada aksi perlawanan, maka pelaku menganiaya korban dengan cara menyekap, mengikat dan mencekiknya.

”Karena korban sempat melawan dengan menggigit pelaku dan mencoba menggunakan ponsel untuk meminta pertolongan namun pelaku malah merebut ponsel dan memukul korban berkali-kali," ujar AKBP Wahyudi.

AKBP Wahyudi mengingatkan, berbuat baiklah dan jangan coba coba melanggar hukum di Polres Kediri Kota dan dipastikan akan diangkap.

“Guna menjalani proses hukum, pelaku diancam pidana penjara selama 12 tahun penjara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 365 KUHP,” ucapnya.

 

2 dari 2 halaman

Menyesal

Sementara itu, pelaku BS mengaku telah melakukan perampokan di Bank BPR Kota Kediri dan menyesali perbuatannya karena telah merugikan banyak pihak termasuk keluarganya. Aksi nekat yang ia lakukan dikarenakan ingin membahagiakan keluarga kecilnya di rumah.

”Semua saya lakukan rata-rata untuk membeli pakaian, dam cincin, seperti barang bukti yang telah disita polisi dan sisanya untuk membayar utang,” ujarnya.