Liputan6.com, Malang - Ekshumasi dan autopsi terhadap jenasah dua korban tragedi Kanjuruhan telah rampung pada Sabtu, 5 November 2022 sore. Seluruh laporan hasil autopsi paling lama baru diketahui 8 Minggu mendatang.
Ekshumasi dan autopsi jenasah korban tragedi Kanjuruhan dilakukan tim independen dari Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Jawa Timur. Dalam prosesnya, dimulai sekitar pukul 09.00 sampai sekitar pukul 16.15 WIB.
Ketua PDFI Jawa Timur Nabil Bahasuan mengatakan, tim dokter sudah melakukan pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam dan pemeriksaan penunjang terhadap jenasah. Pelaksanaannya butuh waktu lama karena kendala teknis saat penggalian.
Advertisement
"Memang agak lama pelaksanaannya, terkendala tanah makam (keras) saat penggalian," kata Nabil usai autopsi di TPU Pathuk Malang, Sabtu sore.
Terkait kondisi jenasah, Nabil menyebut sudah mulai ada proses pembusukan mengingat jenasah dimakamkan sudah cukup lama. "Karena sudah lebih dari satu bulan," ucapnya.
Namun sampel apa saja yang diambil dari jenasah korban Kanjuruhan itu tak bisa diumumkan ke publik sebab jadi rahasia tim kedokteran. Seluruhnya akan diperiksa di laboratorium independen yang disiapkan tim dokter PDFI Jatim.
"Sampelnya rahasia kami. Hasil laporan paling lama 8 Minggu dan bisa saja lebih cepat, tergantung pemeriksaan nanti. Semua hasilnya akan kami laporkan," kata Nabil.
Autopsi Tim Independen PDFI Jatim membentuk tim independen untuk melakukan autopsi dan ekshumasi terhadap jenasah Natasya Deby Anggraeni (16) dan Naila Deby Anggraeni (13), kakak beradik korban tragedi Kanjuruhan. Ada delapan orang yang diterjunkan untuk membantu autopsi.
135 Meninggal
Mereka terdiri dari dua penasehat dan enam operator dari beberapa institusi. Institusi yang terlibat yakni dari institusi pendidikan maupun rumah sakit. Yakni Fakultas Kedokteran (FK) Univ Hang Tuah Surabaya, FK Unair Surabaya, FK UMM, RSUD Kanjuruhan Malang, RSUD dr. Sutomo Surabaya, RSUD dr. Sarifah Bangkalan, RS Pendidikan Unair.
"Kami minta doa masyarakat agar PDFI Jatim untuk bisa memberikan laporan hasil autopsi tadi," kata Nabil.
Tragedi Kanjuruhan Malang saat pertandingan Arema versus Persebaya pada 1 Oktober 2022 mengakibatkan 135 orang meninggal dunia. Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) merekomendasikan autopsi sebagai bagian dari pengusutan peristiwa itu.
Komnas HAM beberapa waktu lalu menyimpulkan gas air mata jadi penyebab utama banyak korban jiwa berjatuhan. Proses autopsi ini diharapkan memperkuat proses penyidikan peristiwa itu.
Advertisement