Liputan6.com, Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meluncurkan Career Development Program yang merupakan program dari Direktorat Kemahasiswaan Subdit Pengembangan Kewirausahaan dan Karir.
“Program ini mengacu pada indikator kerja dimana lulusan ITS bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, melanjutkan studi, atau menjadi wiraswasta," ujar Kasubdit Pengembangan Kewirausahaan dan Karir Arief, Abdurrakhman, Kamis (10/11/2022) malam.
Baca Juga
Diharapkan, acara ini menjadi jembatan kompetensi antara lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan industri dan karir.
Advertisement
“Sehingga dapat diterapkan secara lebih masif dan komprehensif yang nantinya dapat memberi outcome yang berdampak dari rangkaian pembelajaran di ITS,” ucapnya.
Arief melanjutkan, pihaknya ingin melakukan penguatan dengan berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi di Jatim. Salah satunya adalah Millenial Job Center (MJC).
“Dengan kolaborasi ini harapannya bisa terbangun sinergi dalam mengembangkan bakat anak muda di Jatim. Karena sebagian besar mahasiswa ITS ini dari Jatim,” ujarnya.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengaku sangat mengapresiasi konsep Career Development Program ITS, yakni merdeka berkarir. Menurutnya merdeka berkarir ini tujuannya untuk melepas konsep berkarir seperti pada umumnya.
“Misalnya seperti staf, supervisor kemudian manajer. Jangan terkungkung dengan konsep kerja di perusahaan. Artinya mindset konsep ini harus diupgrade ilmunya karena yang ada saat ini adalah portofolio. Jadi yang penting saat ini adalah memaksimalkan skill dan melek data,” ucapnya.
Menurutnya, jiwa enterpreneur bukan berarti membuka bisnis sendiri, tapi punya kepekaan untuk menangkap peluang mengambil risiko.
“Umumnya mahasiswa teknik melihat sesuatu diukur dengan angka, misalnya satu ditambah satu sama dengan dua," ujarnya.
Hal itu tidak salah, lanjut Emil, tapi tidak semua hal hanya mengenai angka. Tapi juga ada kaitannya dengan dimensi-dimensi lain yang menentukan sukses tidaknya sebuah solusi teknis.
"Nah inilah yang kita harapkan dengan adanya merdeka berkarir anak-anak engineering ini akan lebih terbuka lagi peluang berkaryanya,” ucapnya.
Transformasi Digital
Salah satu konsep yang dikenalkan Emil adalah gig economy. Yakni orang yang tidak bekerja sebagai karyawan di satu perusahaan tapi bekerja sebagai penyedia jasa profesional atau freelancer kepada klien.
“Jadi bukan mencari employer tapi mencari klien. Nah inilah yang mau dicoba ditempa oleh ITS dengan merdeka berkarir sehingga pada saat nanti lulus mereka sudah punya kematangan dalam berkarir. Tidak sekedar bercita-cita mau dari staf kemudian mau jadi direktur,” ujarnya.
Mantan Bupati Trenggalek ini menambahkan saat ini yang dilihat bukan hanya dari ijazah tapi dari kompetensi. Menurutnya perjalanan karir seseorang saat ini dilihat dari kompetensi apa yang sudah diakumulasi dan project apa yang sudah dilakukan.
"Inilah yang menjadi testimoni perjalanan karir seseorang,” ucapnya.
Emil menyebut, tren di Jatim saat ini sudah mengarah kepada arah yang positif. Yakni banyak milenial yang lebih memilih menjadi freelance dalam bidang ekonomi kreatif.
“Ini terlihat dari saat kita launching MJC, kita bisa menjalankan 4.000 project," ujarnya.
Seperti desain grafis, kata Emil, digital marketing, fotografi produk bahkan juga data analitik dan pembukuan yang berbasis teknologi.
"Nah ini sudah berjalan dengan baik dengan hampir 2.000 talenta muda membantu pelaku usaha untuk mentransformasikan bisnisnya secara digital,” ucapnya.
Advertisement