Liputan6.com, Surabaya - Belasan santri khataman Alquran selama perjalanan menggunakan kereta api dari Stasiun Bandung hingga ke Surabaya yang berakhir di Stasiun Gambir selama empat hari perjalanan.
"Kami mengajak 15 santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al’ashr Almadani Kota Bandung, membaca Alquran selama dalam perjalanan," ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo di Stasiun Gubeng Surabaya, ditulis Senin (14/11/2022).
Baca Juga
Didiek mangatakan, para santri menargetkan dapat khataman hingga 11 kali selama jalannya kegiatan.
Advertisement
"Digelarnya kegiatan khataman sebagai upaya KAI untuk memohon kepada Tuhan YME agar perjalanan kereta api senantiasa diberikan keselamatan dan kelancaran. Sebagai ikhtiar, KAI secara rutin juga terus meningkatkan keandalan sarana dan prasarananya,” ucapnya.
Selain itu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan KAI Commuter menggelar road show dalam rangka peluncuran film serta bakti sosial kepada masyarakat. Road show dilaksanakan menggunakan kereta khusus yang akan singgah ke berbagai stasiun dan kota pada 11-14 November 2022.
Didiek melanjutkan, stasiun yang disinggahi untuk pemberian bantuan di antaranya Stasiun Bandung, Yogyakarta, Gambir, Surabaya Gubeng, dan lainnya. Sedangkan Kota yang kami kunjungi untuk penayangan film adalah Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Semarang, Surabaya dan berakhir di Jakarta.
“Pembuatan film ini merupakan sesuatu yang baru di KAI, sehingga kami perlu menggelar road show agar kami dapat memperkenalkan film ini kepada masyarakat lebih dekat lagi. Di samping peluncuran film, kami juga melakukan serangkaian kegiatan sosial di stasiun-stasiun yang kami singgahi,” kata Didiek.
Dalam pembuatan film dokumenter dan film omnibus tersebut KAI dan KAI Commuter berkolaborasi dengan IDN Pictures. Film tersebut menggambarkan cerita di balik layar perjalanan kereta api serta kisah yang terjadi pada pelayanan kereta api.
"Produksi film tersebut dalam rangka HUT ke-77 KAI pada akhir September lalu serta menyemarakkan G20 dimana KAI ingin menumbuhkan kecintaan dengan transportasi massal kereta api yang ramah energi," ucap Didiek.
Edukasi Milenial
Melalui film ini KAI ingin mengedukasi masyarakat terutama generasi milenial dengan cara kekinian, salah satunya melalui sebuah karya seni berupa film.
"Film dokumenter dan film pendek ini menjadi bentuk sumber informasi yang pas untuk memperkenalkan perusahaan ke publik karena membangun sebuah koneksi emosional dengan penonton," ujar Didiek.
Didiek menyebut, KAI dan KAI Commuter juga melakukan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan membagi-bagikan berbagai bantuan di sejumlah kota dengan total Rp 640 juta.
Bantuan-bantuan tersebut diantaranya berupa pemberian motor sampah di Bandung, perbaikan jalan di Sukoharjo, renovasi masjid serta pembangunan ruang kelas baru dan pemagaran sekolah di Malang, bantuan yayasan pendidikan di Pemalang, pembuatan jalan dan saluran air serta bantuan pengadaan bak sampah di Tegal, dan bantuan pembuatan talud di Brebes.
"Sementara itu, di Daop 8 menyalurkan bantuan TJSL senilai Rp 150.000.000,-, yang diberikan untuk renovasi masjid serta pembangunan ruang kelas baru dan pemagaran sekolah di Malang," ucapnya.
Didiek menegaskan, KAI tidak hanya fokus untuk bangkit dalam memulihkan bisnis angkutan penumpang dan angkutan barang saja, tapi tetap memperhatikan lingkungan masyarakat di wilayah kerja KAI.
"Program TJSL tersebut diharapkan dapat mendukung kegiatan bisnis yang berdampak positif pada aspek sosial, lingkungan dan ekonomi sehingga mampu menciptakan Creating Shared Value," ujarnya.
Advertisement