Sukses

Kasus Covid-19 Meningkat di 5 Daerah di Jatim, Surabaya Terbanyak

Kendati begitu, daerah di kawasan tersebut masih berstatus zona kuning. Setara dengan 33 kabupaten dan kota lainnya yang berarti memiliki tingkat risiko rendah virus corona SARS CoV-2.

Liputan6.com, Surabaya - Kasus Covid-19 di Jawa Timur meningkat. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Jatim per 14 November 2022, ada peningkatan kasus aktif Covid-19 sebesar 2.275 kasus. Dari jumlah itu, lima daerah dengan kasus terbanyak ialah Kota Surabaya 564 kasus, Sidoarjo 175 kasus, Gresik 153 kasus, Kota Malang 138 kasus dan Malang 128 kasus.

Kendati begitu, daerah di kawasan tersebut masih berstatus zona kuning. Setara dengan 33 kabupaten dan kota lainnya yang berarti memiliki tingkat risiko rendah virus corona SARS CoV-2.

"Lonjakan kasus Covid-19 ini disebabkan mobilitas yang tinggi. Semua sudah normal seperti sedia kala," ujar Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim, Sutrisno, Selasa (15/11/2022).

Selain itu, pintu penerbangan internasional telah dibuka, event-event besar sudah digelar di mana-mana, khususnya kota-kota besar.

"Jadi antarnegara, antardaerah ini sudah kembali seperti sebelum pandemik. Itu tentu membawa konsekuensi berupa hubungan antarmanusia menyebarkan virus," ucapnya.

Ditambah lagi, kata Sutrisno, protokol kesehatan sekarang longgar. Sudah banyak masyarakat yang enggan menggunakan masker.

"Ini problem, penyakit yang menular lewat saluran pernapasan itu potensi cepat menyebar secara luas. Virus itu punya karakter mudah mutasi," ujarnya.

Sutrisno menyebut, pihaknya mempunyai 2.000 lebih dokter yang prakitik di klinik, puskesmas hingga rumah sakit, meminta untuk segera meningkatkan kewaspadaan.

"Mereka (dokter) sudah punya kebiasaan yang baik hadapi pandemik ini. Jadi InsyaAllah kebiasaan baik yang mendukung di era pandemik ini, para dokter terus akan memeliharanya," ucapnya.

2 dari 2 halaman

Kebiasaan di Masa Pandemi

Sutrisno yakin, para dokter bisa melakukan pencegahan secara mandiri, karena sudah punya pengalaman ketika gelombang satu dan dua Covid-19.

"Masyarakat diminta ikut memelihara kebiasaan hidup di era pandemik. Karena ingat, pandemik Covid-19 ini bukan yang terakhir. Masih ada potensi virus lain yang menjadi seperti Covid-19. Corona virus itu jumlahnya sangat baik," ujarnya.