Sukses

Berbagai Komunitas Sosial Hibur Anak Terdampak Banjir Kalibaru Banyuwangi

Banjir terparah berada di Desa Kalibaru Wetan. Puluhan rumah di desa setempat mengalami rusak parah akibat diterjang banjir.

 

Liputan6.com, Banyuwangi - Sejumlah komunitas sosial ambil bagian membantu terapi trauma healing para anak-anak yang terdampak korban bencana banjir bandang di Banyuwangi.

BPBD Banyuwangi mencatat, banjir bandang yang menerjang Kalibaru pada Kamis 3 November 2022 malam, setidaknya ada 5 desa yang terdampak. Masing-masing desa terdampak itu adalah Desa Banyuanyar, Kalibaru Manis, Kalibaru Wetan, Kalibaru Kulon dan Desa Kajarharjo.

Banjir terparah berada di Desa Kalibaru Wetan. Puluhan rumah di desa setempat mengalami rusak parah akibat diterjang banjir.

General Manager Ijen Geopark Abdillah Baraas, selaku penggagas acara, menyatakan, kegiatan ini didasari pada minimnya perhatian terhadap dampak psikososial yang terjadi di masyarakat secara umum maupun anak- anak yang terkena traumatik akibat terdampak banjir. Banyak sekali relawan kebencanaan fokus pada penanganan fisik bangunan dan material.

"Tujuan kita berkolaborasi dengan teman-teman komunitas sosial untuk membantu memulihkan mental, menghibur, serta membantu anak- anak untuk lupa pada peristiwa kelam yang menimpa mereka." kata Abdillah, Kamis (17/11/2022).

Relawan Yayasan Kampung Dongeng Indonesia Bojonegoro Achmad Agung Ferrianto yang berprofesi sebagai pendongeng dan trainer outbound turut berpartisipasi dalam trauma healing di Kalibaru.

"Kita tergerak dari hati, meskipun jauh dari tempat tinggal kita, namun kita berupaya untuk bisa menghibur anak-anak yang terdampak korban bencana banjir bandang di Kalibaru dengan mendongeng," ungkap Ferri.

 

2 dari 2 halaman

Bangga Mendongeng

Ferri menambahkan, mereka merasa bangga dengan mendongeng dan bermain boneka-boneka yang dibawa Ferri. Meski singkat mulai hari Jumat hingga Senin, namun setidaknya anak-anak dapat terhibur.

Selain itu, juga hadir komunitas sosial Lare Sinau Banyuwangi, Rumah literasi Indonesia. Kegiatan ini diharapkan kedepan tak hanya fokus pada logistik dan material semata, namun ada yang perlu perhatikan yang salah satunya adalah psikososial dari para korban bencana alam.

Â