Liputan6.com, Situbondo Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo mencatat hingga November 2022, ada 400 orang penderita HIV/AIDS yang saat ini menjalani pengobatan khusus dan sekitar 200 penderita meninggal dunia.
“Hingga sekarang ada 400 orang pendeirta dalam pendampingan, konseling, dan motivasi pengobatan, karena penderita HIV/AIDS ini seumur hidup,” ujar Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada jenis Kesehatan Situbondo Hari Santoso, Selasa (21/11/2022).
Untuk mengatisipasi makin meluas penyebab virus yang menyerang kekebalan tubuh ini, petugas Dinas Kesehatan rutin melaksanakan tes sampel darah (Skrining) setiap tiga bulan di beberapa eks lokalisasi atau tempat transaksi antara pekerja seks komersial dan pra hidung belang.
Advertisement
Menurut Hari pelaksanaan skrining tiap tiga bulan dilaksanakan di setiap eks lokalisasi mulai dari wilayah barat Situbondo, yakni Kecamatan Banyuglugur, hingga di eks lokalisasi perkotaan yang masih dihuni oleh pekerja seks komersial.
“Tiap tiga bulan kami rutin skrining di beberapa eks lokalisasi, ini untuk mengantisipasi dan mendekati penyebaran HIV/AIDS. Setiap petugas skrining di eks lokalisasi pasti ada yang postif terjangkit HIV/AIDS," tambahnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh pada hari Kamis (17/11/2022) kemarin petugas Dinas Kesehatan Situbondo melakukan skrining terhadap puluhan pekerja seks komersial di eks lokalisas gunung sampan Desa Kotakan.
Dari puluhan PSK yang diambil sempel darahnya itu, lima orang di antaranya diketahui hasilnya dan terindikasi positif terjangkit HIV/AIDS, dan hingga saat ini dalam penanganan khusus petugas Kesehatan dilakukan pengobatan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat membagikan alat kontrasepsi atau kondom kepada wanita penjaja seksual. Hal itu dilakukan demi memutus rantai penularan HIV/AIDS.