Sukses

Pemkot Surabaya Beri Pendampingan Spikis Siswi SMP Lompat dari Lantai 2 Sekolahnya

Ia mengungkapkan, sekarang ini siswi tersebut tengah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Setelah siswi tersebut sembuh kondisi fisiknya, nantinya untuk sementara waktu akan ditempatkan di rumah aman DP3A-PPKB.

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan pendampingan pada siswi SMP yang nekat terjun dari lantai 2 sekolahnya.

Diketahui, korban berinisial NPS (13) siswi SMPN 1 Surabaya, Jalan Pacar Kembang, Ketabang, Genteng, Kota Pahlawan. Dia nekat melakukan tindakan di luar nalar itu sekitar pukul 07.38 WIB, Jumat 25 November.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya Tomi Ardiyanto memastikan, pihaknya telah memberikan pendampingan psikis baik kepada siswi maupun orang tuanya.

"Kita lakukan pendampingan psikologi kepada anak dan ibunya," kata Tomi Ardiyanto, Senin (28/11/2022).

Ia mengungkapkan, sekarang ini siswi tersebut tengah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Setelah siswi tersebut sembuh kondisi fisiknya, nantinya untuk sementara waktu akan ditempatkan di rumah aman DP3A-PPKB.

"Setelah keluar rumah sakit, k akan ditempatkan ke rumah aman atau shelter perempuan DP3A-PPKB. Hal itu untuk mempercepat proses penyembuhan trauma psikologisnya," ujar dia.

Anggota DPRD Kota Surabaya, Herlina Harsono Njoto mengaku terkejut dengan peristiwa yang menimpa seorang siswi SMP ini. Meski begitu, dia bersyukur siswi tersebut dapat diselamatkan dan segera mendapat penanganan dari Pemkot Surabaya.

"Bersyukur bahwa siswi tersebut, putri yang kita sayangi segera mendapatkan penanganan dan terselamatkan. (Petugas) gabungan (Pemkot Surabaya) dengan sigap melakukan pendampingan dan pengobatan," kata Herlina.

2 dari 2 halaman

Prihatin

Sebagai anggota DPRD, Herlina menegaskan bakal segera melakukan rapat koordinasi bersama Pemkot Surabaya dan Perangkat Daerah (PD) terkait. Harapannya, agar anak-anak Surabaya ke depan mendapatkan pendampingan dan peristiwa semacam ini tidak terulang lagi.

"Sebagai orang tua, tentunya saya sangat prihatin ketika hal tersebut menimpa siswi yang seusia putri saya. Berdoa agar ke depan tidak lagi ada anak-anak yang melakukan hal semacam tersebut, berdoa semoga seluruh anak-anak berbahagia dan berada dalam lingkungan yang menyenangkan," tuturnya.

Akan tetapi, keterkejutan Herlina bertambah bukan karena siswi tersebut nekat terjun dari lantai 2 sekolahnya. Melainkan semata, karena pemberitaan di media massa tentang siswi tersebut. "Keterkejutan saya semakin bertambah sore ini, bukan semata karena seorang siswi nekat terjun. Tapi karena banyaknya pemberitaan tentang siswi tersebut," ujar kandidat Doktor Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu.