Liputan6.com, Lumajang Pos layanan kesehatan di sejumlah posko pengungsian erupsi Gunung Semeru, masih disiagakan meskipun sebagian pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing.
Hal tersebut untuk mengantisipasi kondisi yang belum stabil selama masa tanggap darurat 14 hari.
Baca Juga
"Kita siagakan tiga petugas di satu posko, itu sudah termasuk ambulans dan semua perlengkapan medisnya," terang Subkoordinator Prolansus Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Lumajang Marfuah, Rabu (7/12/2022).
Advertisement
Marfuah menerangkan, pihaknya masih akan menyiagakan para petugas medis untuk melayani kebutuhan terkait masyarakat khususnya di posko pengungsian, mengingat banyak masyarakat terdampak erupsi Gunung Semeru yang masih memerlukan layanan kesehatan dari petugas medis.
"Kami mengikuti masa tanggap darurat, tapi kita lihat kondisi situasi perkembangan pengungsian. Nanti bisa juga ditangani oleh tim dari puskesmas setempat," jelas dia.
Marfuah menambahkan, pos kesehatan di posko pengungsian, hanya memberikan layanan kesehatan ringan. Jika dirasa ada keluhan dan gejala penyakit berat, maka petugas akan segera merujuk yang bersangkutan ke puskesmas terdekat atau ke RSUD Pasirian.
"Untuk yang ringan bisa ditangani di posko kesehatan, tapi yang agak berat itu kita larikan ke puskesmas atau rumah sakit terdekat misalnya di RSUD Pasirian," imbuhnya.
Â
Pengungsi Mulai Beraktifitas
Situasi pasca terjadinya Awan Panas Guguran Gunung Semeru pada Minggu (5/12/2022) Lalu mulai kondusif, pengungsi mulai beraktivitas.
"Sekarang keadaannya masyarakat mengungsi ketika malam hari, ketika siang kembali ke aktifitas masing-masing karena harus memberi makan ternak, harus bersih-bersih rumah," ungkap Bupati Lumajang Thoriqul Haq Rabu (7/12/2022)
Meski begitu, bupati meminta agar masyarakat tetap waspada dan tidak mendekat ke aliran lahar Gunung Semeru.
Cak Thoriq meninjau Pronojiwo didampingi Kapolres Lumajang, AKBP. Dewa Putu Eka Darmawan untuk memastikan kondisi masyarakat, terutama pengungsi dan kebutuhan logistik.
"Saya juga meninjau Curah Kobokan dari sisi Pronojiwo mengawasi aliran APG-nya ternyata ada perubahan karena tumpukan APG yang membuat melewati di atas dam," jelas bupati.
Advertisement