Â
Liputan6.com, Lumajang Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Api Semeru mencatat dua kali terjadi letusan dengan ketinggian asap 300-500 meter ke arah barat daya dan utara.
"Terdengar suara gemuruh dan teramati api diam. Secara visual Gunung Api Semeru tampak jelas, cuaca cerah dan berawan" kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Yadi Yuliandi, Rabu (7/12/2022).
Advertisement
Sementara itu, Saat meninjau masyarakat terdampak erupsi Semeru, Bupati Lumajang Thoriqul Haq (Cak Thoriq) mengatakan, saat ini situasi pasca terjadinya awan panas guguran (APG) sudah mulai kondusif, dan masyarakat sudah mulai melakukan aktivitas sekali.
"Sekarang keadaan masyarakat mengungsi ketika malam hari, ketika siang sudah kembali ke aktifitas masing-masing karena harus memberi makan ternak, harus bersih-bersih rumah," katanya.
Namun, status gunung tertinggi di pulau Jawa tersebut kini berada di level IV atau Awas. Untuk itu, masyarakat dihimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak.
Berbahaya
Selain itu, juga tidak beraktivitas dalam radius 8 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Serta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Advertisement