Sukses

Cak Ji Beberkan Alasan IPM Surabaya Naik Jadi 82,74 Poin

Untuk komponen Harapan Lama Sekolah (HLS) tahun 2022 tercatat sebesar 14,83, lebih tinggi 0,02 poin dibanding tahun sebelumnya yaitu 14,81.

Liputan6.com, Surabaya - Wakil Wali Kota Surabaya Armuji menilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kota setempat mengalami kenaikan dari 82,31 pada 2021 menjadi 82,74 atau tumbuh sebesar 0,43 poin di 2022 karena kolaborasi banyak pihak.

"Ini karena gotong royong banyak pihak terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan," kata Cak Ji, panggilan akrab Armuji, di Surabaya, dilansir dari Antara, Minggu (18/12/2022).

Hal itu berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut pada tahun 2022, IPM di Surabaya mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Dari sisi kesehatan, bayi yang lahir di Kota Surabaya pada tahun 2022 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 74,47 tahun, angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 74,18 tahun.

Sedangkan indikator pendidikan, untuk komponen Harapan Lama Sekolah (HLS) tahun 2022 tercatat sebesar 14,83, lebih tinggi 0,02 poin dibanding tahun sebelumnya yaitu 14,81, sedangkan komponen pendidikan lainnya yaitu Rata-rata Lama Sekolah (RLS 25 tahun+) tahun 2022 mencapai 10,51, atau meningkat 0,01 poin dibanding tahun lalu.

Secara garis besar, kualitas pembangunan manusia di Surabaya masuk ke dalam kategori "sangat tinggi" karena memiliki nilai IPM ≥ 80.

Kota Surabaya juga menduduki peringkat ke-1 dari 38 kabupaten/kota yang berada di Provinsi Jawa Timur.

"Dilihat dari postur anggaran menunjukkan fokus serta prioritas pembangunan Surabaya di titik beratkan pada urusan pendidikan dan kesehatan. Masing-masing di atas 20 persen dari total APBD 2023 Rp11,2 triliun," kata Cak Ji.

Ia menegaskan komitmen Pemkot Surabaya terhadap urusan pendidikan dan kesehatan melalui berbagai kebijakan yaitu pendidikan gratis jenjang SD-SMP Negeri serta bagi warga tidak mampu.

 

2 dari 2 halaman

Perhatian Terhadap Lansia

Kemudian, pemberian seragam gratis bagi siswa dari keluarga masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), pemberian beasiswa perguruan tinggi bagi warga MBR hingga implementasi Jaminan Kesehatan Semesta bagi warga ber-KTP Surabaya.

"Membangun kesadaran PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) juga di lakukan dengan menggalang partisipasi masyarakat melalui Kader Surabaya Hebat (KSH) hingga bunda-bunda PAUD, yang pada tahun 2023 insentifnya akan dinaikkan serta diberikan kaos dan sepatu untuk menunjang kinerjanya," kata Cak Ji.

Cak Ji juga menjelaskan perhatian terhadap lansia melalui Posyandu lansia dan pemberian bantuan makanan serta pemberdayaan UMKM dalam berbagai program Pemkot Surabaya turut membantu peningkatan taraf kehidupan warga Surabaya.

IPM merupakan instrumen untuk mengukur capaian pembangunan manusia berbasis komponen dasar kualitas hidup yang meliputi pendekatan tiga dimensi dasar yang mencakup umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan kehidupan layak.

Klasifikasi menurut (BPS, 2014) dikatakan rendah jika IPM < 60, sedang 60 ≤ IPM <70, tinggi 70 ≤ IPM < 80, dan sangat tinggi ≥ 80.