Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan, Pemrov Jatim mencatat transaksi Rp 48,6 miliar dari misi dagang dan investasi di Kuala Lumpur, Malaysia, pada transaksi yang berlangsung mulai pukul 10.00 - 18.00 waktu setempat, Senin 19 Desember 2022.Â
"Kami berharap setelah misi dagang ini bisa terus berkolaborasi dan menjajaki berbagai komoditas unggulan dari Jatim dan Malaysia khususnya Kuala Lumpur," ujarnya, dikutip dari Antara.
Baca Juga
Menurut Khofifah, misi dagang di Malaysia memiliki nilai yang sangat strategis, salah satunya nilai ekspor nonmigas Jatim ke negeri Jiran mencapai 1.599,43 juta dolar AS. Angka tersebut naik 25,40 persen dibanding periode sama sebelumnya.Â
Advertisement
Kontribusi PDRB Jatim untuk nasional mencapai 14,36 persen, sedangkan pertumbuhan ekonomi non migas hingga triwulan ketiga mencapai 6,13 persen.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut menyatakan sektor industri, perdagangan dan pertanian Jatim turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kami mengapresiasi antusiasme peserta misi dagang. Tercatat ada 100 pengusaha yang menghadiri kegiatan misi dagang. Sebanyak 62 orang di antaranya merupakan pebisnis Malaysia," ucapnya.
Sementara itu, minat pengusaha Malaysia terhadap kegiatan misi dagang terbilang cukup tinggi, bahkan ada pengusaha pusat perbelanjaan dan mal yang berkeinginan satu blok miliknya diisi produk asal Jatim. Selain itu, ada tindak lanjut berupa peninjauan market visit ke lokasi tersebut.Â
Komoditi Utama
Keseluruhan transaksi misi dagang di Malaysia tercatat berasal dari sejumlah komoditi utama seperti rempah-rempah, garmen, kopi, kerupuk, sambal olahan, popcorn, mi kering dan multiproduk. Permintaan yang cukup banyak salah satunya yakni Batik Gedog Tuban.
Khofifah memastikan upaya untuk mendorong perdagangan luar negeri akan senantiasa digencarkan, meski perdagangan dalam negeri seperti ekspor antarprovinsi juga harus tetap diperhatikan.Â
"Ke depan sudah ada permintaan dari Duta Besar RI di Jepang. Saat ini Pemprov Jatim sedang melakukan kordinasi teknis potensi pengembangan di negara tersebut. Selain itu juga ada permintaan dari Tiongkok," katanya.
Advertisement