Liputan6.com, Lumajang - Gunung Semeru hingga saat ini masih berstatus Level III atau Siaga. Sedangkan aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa itu, masih didominasi erupsi atau letusan dan guguran, hingga Selasa (20/12/2022).
Menurut Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur Yadi Yuliandi, pengamatan kegempaan Gunung Semeru pada 20 Desember 2022 pukul 00.00-06.00 Wib terekam 20 kali letusan dengan amplitude 10-23 mm dan lama gempa 45-115 detik.
Baca Juga
“Dua kali gempa guguran dengan amplitude 204 mm, satu kali gempa embusan dengan amplitude 3 mm dan satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitude 26 mm,” ujarnya.
Advertisement
Kata dia, pengamatan secara visual Gunung Semeru terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-1, asap kawah tidak teramati, kemudian cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah utara dan timur laut.
Sedangkan untuk periode pengamatan 20 Desember 2022 pukul 06.00-12.00 Wib tercatat Gunung Semeru mengalami 17 kali letusan dengan amplitude 10-24 mm, dan lama gempa 55-150 detik serta satu kali harmonik dengan amplitude 10-24mm.
Untuk aktivitas Gunung Semeru selama 24 jam pada 19 Desember 2022 terekam sebanyak 74 kali gempa letusan 6 kali gempa guguran 14 kali gempa embusan 9 kali gempa tektonik jauh, dan satu kali terekam getaran banjir lahar dingin.
“Saya imbau masyarakat untuk mematuhi rekomendasi PVMBG Seiring dengan status Gunung Semeru pada level III atau siaga,” tambahnya.
Dilarang Aktivitas Sejauh 13 Km
Kata dia, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak gunung.
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sepadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak gunung.
“Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5km dari Kawasan puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” paparnya.
Advertisement