Liputan6.com, Banyuwangi - Pendopo Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mendadak ambruk, Sabtu (24/12/2022) malam, sekitar pukul 23.30 WIB. Hingga kini belum diketahui pasti apa penyebab robohnya bangunan senilai Rp 185 juta tersebut.
Menurut keterangan Babinsa Cluring, Sertu Arif Hadi Mintoyo, sebelum pendopo Kecamatan Cluring tersebut roboh, sejak siang hingga sore hari wilayah Cluring terjadi hujan gerimis.
Namun di malam harinya sekitar pukul 23.30 WIB, bangunan Balai Kecamatan Cluring itu tiba-tiba roboh tanpa penyebab yang pasti.
Advertisement
"Sedangkan bangunan roboh ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian," katanya di Banyuwangi, Minggu (25/12/2022).
Arif menerangkan, bangunan Pendopo Kecamatan Cluring tersebut dibangun sekitar tahun 2018. Konstruksi bangunan sendiri pada bagian rangka atap menggunakan konstruksi baja ringan dan atap memakai genteng tanah liat.Â
"Pendopo Kecamatan Cluring tersebut  dibangun dengan anggaran senilai Rp 185 juta," bebernya.
Arif menyebut, petugas piket Koramil Cluring bersama anggota Polsek Cluring telah mendatangi lokasi kejadian bangunan pendopo yang ambruk. Pihaknya melaksanakan pendataan serta membantu proses pembersihan puing-puing bangunan.
"Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, dikarenakan kejadiannya dalam kondisi sepi," tegasnya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Banyuwangi memprediksi adanya potensi cuaca buruk selama beberap hari kedepan. Fenomena ini terjadi karena bulan ini adalah fase puncak musim penghujan.
Prakirawan BMKG Banyuwangi, Rezky P Hartiwi, mengatakan potensi cuaca buruk hampir merata melanda seluruh wilayah Banyuwangi. Ada potensi hujan disertai angin dengan intensitas ringan hingga sedang.
"Karena pada bulan Desember hingga Januari ini, Banyuwangi memasuki puncak musim penghujan," kara Rezky.
Masalah Atmosfer Bumi?
Menurut dia, kondisi itu juga diperkuat dengan tidak stabilnya kondisi atmosfer bumi. Monsun Asia masih aktif dan fenomena La Nina.
Kemudian udara bertekanan rendah masih dijumpai di area perairan selatan Banyuwangi. Hal itu yang mempengaruhi peningkatan pembentukan awan hujan.
"Juga berpotensi menyebabkan adanya gelombang tinggi, diperkirakan dua sampai empat meter," ujarnya.
Rezky mengimbau, masyarakat tetap waspada. Khususnya bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai.
"Kita imbau saat melaut jangan terlalu ke tengah. Pengendara motor huga harus hati-hati, bila hujan hindari berteduh di bawah pohon," tegasnya.
Â
Advertisement