Sukses

Akibat Bangunan Lapuk, Ruang Kelas Salah Satu SD di Lumajang Roboh

Runag Kelas SD Negeri Ranulogong 02 Kabupaten Lumajang roboh akibat bangunan yang lapuk. Pemerintah setempat berencana akan membangun Kembali ruang kelas tersebut, demi evektifnya proses belajar, mengajar di SDN Ranulogong 02 tersebut.

Liputan6.com, Lumajang - Runag Kelas SD Negeri Ranulogong 02 Kabupaten Lumajang, Jawa Timur roboh diduga akibat struktur bangunan yang lapuk. Pemerintah setempat berencana membangun kembali ruang kelas tersebut, demi efektivnya proses belajar mengajar.

“Akan segera kita tindak lanjuti di assessment untuk mengetahui berapa jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk untuk membangun Kembali," Ujar Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati, Selasa (27/12/2022).

Indah mengatakan, salah satu penyebab robohnya ruang kelas itu  yaitu faktor usia bangunan yang sudah cukup tua. Mengingat bangunan sekolah  tersebut dibangun sekitar tahun 70-an.

"Bangunanya cukup tua, sekitar tahun 70-an pembangunanya, jadi memang waktunya revitalisasi," tambahnya.

Kata Indah, untuk proses pebangunanya nantinya akan dilakukan secara percepatan, supaya kegiatan bekajar mengajar  para siswa tidak terganggu.

“Nanti bulan Januari sudah bisa dilakukan pembangunanya. Kita akan lakukan penggeseran anggaran. Karena di Dinas Pendidikan sendiri tidak dianggarkan untuk pembangunan SDN Ranulogong 02 ini. Yang jelas kita lakukan percepatan pembangunan,” paparnya.

Kata Indah, untuk sementara untuk ruang kelas disebelah bangunan yang roboh tidak dipakai, untuk kegiatan belajar mengajar karena sangat berbahaya untuk keselamatan siswa.

“Kami sudah memerintahkan kepada kepala sekolah agar ruang kelas samping bangunan roboh itu tidak ditempati. Karena ini menyangkut keselamatan para siswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar,” katanya.

Indah mengharapkan tidak sampai terjadi insiden yang tidak diinginkan pada saat proses belajar mengajar siswa di kelas.

2 dari 2 halaman

Siswa Masuk Pagi dan Siang

“Kita tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, makanya ruangan itu lebih baik dikosongkan saja,” tengas Indah.

Menurut Indah sembari menunggu proses pembangunan siswa-siswi akan diatur jam belajarnya. Karena ruangan yang masih kurang, proses pembelajaran bisa dilakukan pagi dan siang hari.

“Sementara anak- anak diatur saja jam masuknya ada yang masuk siang, kebetulan jumlah muridnya tidak terlalu banyak,” pungkasnya.