Sukses

PBNU Ganjar Penghargaan Kiai Banyuwangi Penggubah Salawat Badar

Turut mendampingi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf, dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. Penghargaan ini diberikan dalam rangkaian peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Banyuwangi.

Liputan6.com, Banyuwangi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan penghargaan kepada almarhum KH Ali Manshur, penggubah Salawat Badar. Penghargaan itu diberikan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf kepada KH Ahmad Syakir, anak dari KH Ali Manshur saat peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Banyuwangi. 

Gus Yahya mengucapkan terimakasih kepada keluarga KH Ali Manshur yang telah mengijazahkan selawat badar kepada NU.

"Kami bersyukur dan berterima kasih, sungguh penghargaan dari kami tidak ada artinya dibandingkan dengan selawat yang telah diciptakan oleh KH Ali Mansur. Semoga beliau dan keluarga selalu diberikan rahmat oleh Allah," harap Yahya, Jumat (13/1/2023) . 

Turut mendampingi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf, dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. Penghargaan ini diberikan dalam rangkaian peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Banyuwangi.

Selawat Badar dikarang KH Ali Manshur pada awal dekade 1960-an di Banyuwangi. Tepatnya di rumah kontraknya di Kampung Lateng. Seiring waktu, selawat itu dikenal luas ke seluruh nusantara tidak hanya kalangan NU. Bahkan selawat Badar juga dilantunkan di berbagai negara. 

KH Ali Manshur yang saat itu menjabat Ketua PCNU Banyuwangi menciptakan Selawat Badar untuk keselamatan Indonesia. Saat ini selawat Badar telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) yang berasal dari Provinsi Jawa Timur.

Peresmian selawat Badar sebagai salah satu WBTBI ini tertuang dalam sertifikat Nomor 2194/F4/KB.08.06/2022 tertanggal 21 Oktober 2022. Sertifikat ini secara resmi dikeluarkan dan ditandatangani Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, Nadiem Anwar Makarim.

 

2 dari 2 halaman

Banyuwangi Berjasa Besar Bagi KH Ali Mansur

KH. Ahmad Syakir mengatakan Banyuwangi berjasa besar bagi ayahnya. Menurutnya, Banyuwangi menjadi tempat bangkitnya KH. Ali Mansur dari kesulitan yang dialami  sebelumnya. 

"Saya bersyukur keluarga kami diterima baik di sini. Ini semakin menguatkan Banyuwangi sebagai bumi selawat Badar. Semoga NU dan Banyuwangi semakin lebih baik ke depannya," tuturnya.

Bupati Ipuk mengaku turut bangga dengan diberikannya penghargaan tersebut. "Saya mewakili masyarakat Banyuwangi ikut bangga dengan diberikannya penghargaan ini. Semoga  menjadi keberkahan bagi keluarga Kiai Ali Mansur, Banyuwangi, dan Indonesia,” ungkap Ipuk.