Liputan6.com, Jember - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jember menggelar operasi pasar di sejumlah pasar tradisional untuk Mengendalikan laju inflasi.
Untuk hari pertama operasi pasar digelar di Pasar Tanjung Jember yang merupakan pasar induk tradisional di kawasan Kota Jember.
Baca Juga
“Operasi pasar dilakukan dalam upaya untuk memberikan pasokan komuditas bahan pangan dan menjamin stabilitas harga,”ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jember Bambang Saputro, Senin (16/1/2023).
Advertisement
Kata dia, operasi pasar akan dilakukan secara bertahap sepanjang 2023 yang dimulai pada 16 Januari 2023 di Pasar Tanjung, Kemudian bergeser ke pasar Tradisional yang lainya seperti Pasar Kreongan, Mayang, Mangli dan Kalisat.
“Operasi pasar secara bertahap merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan inflasi sepanjang 2023,” paparnya.
Menurut Bambang, operasi pasar yang digelar oleh Disperindag Jember tersebut dilakukan juga bersama Bulog Cabang Jember, PT Rajawali Nusindo, Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan, serta pengusaha ayam petelur.
“Operasi pasar bertempat di pasar tradisional setiap Senin, Selasa, Rabu dan Kamis di beberapa pasar tradisional se-Jember secara bergantian," tuturnya.
Dia menjelaskan setiap Senin dan Selasa dilakukan operasi pasar yang bertempat di pasar tradisional yang menjadi pantauan BPS, yaitu Pasar Tanjung, Kreongan dan Mangli.
Sedangkan setiap Rabu dan Kamis dilakukan operasi pasar di luar pasar tersebut yang waktunya diatur secara bergantian.
Jual Bahan Pokok Murah
Kemudian bahan pangan yang dijual dalam operasi pasar yakni beras, minyak goreng, telur ayam, tepung terigu, dan cabai rawit dengan harga lebih rendah di pasaran
”Telur ayam ras dijual dengan harga Rp25.000 per kilogram, sedangkan harga di pasaran masih berkisar Rp26.000 hingga Rp 27.000 per kilogram,”tambahnya
Sementara itu, salah seorang pembeli Yusmiati mengaku senang digelar operasi pasar secara kontinyu di Pasar Tanjung karena harga komoditas bahan pokok yang dijual lebih murah dibandingkan di pasar.
“Selisihnya memang tidak banyak tapi ibu-ibu selalu mencari harga yang lebih murah untuk membeli bahan pokok yang perlahan lahan merangkak naik pasca kenaikan harga BBM,” cetusnya.
Advertisement