Liputan6.com, Surabaya - Tukang becak di Surabaya, Setu, yang membobol rekening nasabah Bank Central Asia (BCA) ratusan juta rupiah terancam mendekam di penjara.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Estik Dilla Rahmawati menjerat Setu dengan dakwaan pasal 363 ayat (1) ke - (4) KUHP tentang pencurian. Terdakwa merupakan tukang becak yang membobol uang Rp 320 juta milik salah seorang nasabah Bank BCA, Muin Zachry (79).
Baca Juga
"Perbuatan terdakwa diancam pidana dalam Pasal 363 Ayat (1) ke-4 KUHP, " ujar Estik beberapa waktu lalu di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, ditulis Senin (23/1/2023).
Advertisement
Diketahui, terdakwa Setu membobol uang Muin atas bujukan Mohammad Toha, salah seorang penghuni kos di rumah Muin, Jalan Semarang Nomor 97 Surabaya.
Selama 10 hari kos, Toha memiliki niat jahat karena mengetahui kalau kakek 79 tahun itu memiliki uang ratusan juta hasil penjualan rumah. Sedangkan wajah dan perawakan Setu ini oleh Toha dianggap mirip dengan Muin.
Kepada Setu, Toha mengaku kalau Muin adalah orang tuanya. Dia kemudian meminta tolong kepada Setu untuk mengambilkan uang di Bank BCA Cabang Indrapura Surabaya dengan alasan kalau Muin sedang sakit.
Apabila berhasil menarik uang, Toha menjanjikan bakal memberikan handphone miliknya kepada tukang becak tersebut.
Toha yang sudah mencuri identitas beserta buku rekening Muin kemudian menyerahkan kepada Setu. Dia juga meminta Setu meniru tanda tangan korban. Lebih dari itu, Toha juga mengetahui nomor Pin rekening milik Muin.
Jumat (5/8/2022) siang, Setu berangkat ke kantor cabang BCA Jalan Indrapura untuk mengambil uang sesuai yang diminta oleh Toha.
Setu dilayani seorang teller bernama Maharani Istono Putri dan dengan mudah mencairkan uang Rp 320 juta milik Muin. Seluruh uang hasil penarikan itu diserahkan kepada Toha.
"Toha menyerahkan uang sebesar lima juta rupiah sebagai ganti dari handphone yang diminta dari terdakwa Setu," kutip dakwaan Estik.
Menurut Estik, peran Setu dalam perkara ini adalah mencairkan uang sesuai dengan doktrin dan perintah dari Toha.
"Terdakwa Setu berperan mencairkan uang sebesar Rp 320 juta di BCA milik saksi Muin Zachry sesuai dengan doktrin dan perintah dari Mohammad Toha," terang Estik.
Kelalaian Nasabah
Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menuturkan, pihaknya tidak mengganti nasabah lantaran pembobolan disebabkan kelalaian nasabah.
“Nabasah tidak diganti karena tidak jaga keamanan KTP, PIN, dan buku tabungan. Nasabah yang kurang menjaga,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Senin (23/1/2023).
Ia ibaratkan, buku tabungan, pin dan lainnya seperti dompet yang ditinggalkan di toilet. “Seperti tinggalin dompet di toilet ya. Salah yang tinggalin dompet,” kata Jahja.
Advertisement